JAKARTA, KalderaNews.com – Ada banyak hal yang tidak diketahui tentang seperti apa dunia pasca coronavirus. Namun, satu hal yang pasti, yaitu kehidupan tidak akan kembali seperti dulu.
So, bagaimana menapaki masa-masa pasca pandemi Covid-19?
BACA JUGA:
- Apa sih Beda Hard Skill dan Soft Skill? Milenial Wajib Tahu
- Inilah 10 Soft Skill yang Harus Dilatih Demi Masa Depan
- Tak Hanya Gondol Beasiswa, Mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia Ini Juga Dapat 6 Pelatihan Soft Skill
Sebuah laporan Deloitte Access Economics mempertimbangkan bahwa dua pertiga dari semua pekerjaan pada tahun 2030 akan terdiri dari pekerjaan intensif soft skill. Nah, belum ada kata terlambat untuk mengembangkan dan meningkatkan soft skill tersebut.
Inilah 6 soft skill yang wajib kamu kembangkan agar sukses di masa mendatang:
Leadership
Jangan percaya bahwa hanya manajer, koordinator, supervisor, atau direktur yang harus memiliki keterampilan kepemimpinan. Dalam dunia kerja atau bisnis, siapa pun bisa menunjukkan kepemimpinan yang baik.
Memiliki keterampilan kepemimpinan yang baik tak hanya tentang mengawasi atau mengelola orang lain. Ini tentang mengomunikasikan strategi dan visi sembari mendorong orang lain dan menerima umpan balik dari kolega dan atasan.
Flexibility and adaptability
Menjadi fleksibel dan mudah beradaptasi adalah sebuah keterampilan yang mesti kita miliki, terutama ketiak menghadapi perubahan.
Pandemi telah mewariskan sebuah cara kerja yang baru, di mana karyawan bisa bekerja dari rumah. Dan kemungkinan cara kerja ini akan bertahan setelah pandemi berlalu.
Fleksibel dan adaptif dalam perspektif saat ini, tidak melulu soal mobilitas geografis, tetapi lebih tentang pola pikir yang terbuka, bekerja dengan baik di bawah tekanan, menyesuaikan diri dengan tenggat waktu baru, memprioritaskan tugas, serta berani mengambil tanggung jawab tambahan.
Critical thinking
Data Society for Human Resource Management (SHRM) menemukan bahwa 37 persen pengusaha berpendapat pemecahan masalah dan pemikiran kritis di antara manajer teratas amat kurang.
Pemikir kritis yang baik mengajukan pertanyaan yang dapat membantu menggali sesuatu lebih dalam. Pertanyaan seperti “apa yang terjadi?”, “mengapa ini penting?”, “siapa yang terpengaruh?”, “dari mana informasi itu berasal?”, “dapatkah saya yakin tentang sumbernya?”
So, keterampilan ini bisa diasah dengan cara perbanyak membaca dan mendalami aneka hal dan berdiskusi dengan siapa pun. Dua cara ini paling sederhana untuk terus mengasah kemampuan critical thinking.
Tech savvy
Fakta, 82 persen lowongan pekerjaan sekarang membutuhkan keterampilan digital. Dan pandemi Covid-19 mempercepat kebutuhan mendesak akan keahlian digital khusus untuk membantu bisnis menjadi lebih selaras dengan berbagai teknologi dan platform saat ini.
Communication and emotional intelligence
Memiliki kecerdasan emosional yang baik berarti menyadari dan menunjukkan empati, emosi dan perilaku yang sangat penting, terutama ketika orang merasa tidak nyaman.
Di sinilah keterampilan komunikasi yang baik sangat penting, lantaran banyak dari kita terus bekerja dari rumah, kejelasan dalam email dan rapat virtual adalah suatu keharusan untuk memperkuat kepercayaan dan mempertahankan tingkat produktivitas yang tinggi.
Creativity and innovation
Kreativitas tidak hanya diasosiasikan dengan profesi kreatif yang khas. Pada tahun-tahun mendatang, lanskap bisnis akan berkembang dan beradaptasi dengan cepat. Dan semua ini perlu diiringi dengan cara pikir dan kerja yang penuh dengan kreativitas dan inovasi.
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply