SURABAYA, KalderaNews.com – Ketua Bidang Pendidikan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) Jawa Timur (Jatim), Lany Guito mengapresiasi Kota Surabaya sebagai pelopor, pioner, dan Kota Toleransi karena merangkul semua agama dalam program beasiswa penghafal kitab suci.
“Untuk agama Konghucu ini pertama kalinya ada, bukan hanya di Jatim, tapi juga di Indonesia,” terangnya.
Penulis buku Pendidikan Budi Pekerti dan Agama Konghucu ini menegaskan, selain sebagai Ketua Bidang Matakin Jatim, dirinya juga menjabat di tingkat nasional.
BACA JUGA:
- Sekolah Tinggi Konghucu Indonesia (STIKIN) Pertama Diresmikan di Purwokerto
- Jadi Wali Kota Beragama Konghucu Pertama di Indonesia, Ini Biografi Lengkap Andrei Angouw
- UBD Karawaci Tawarkan Beasiswa D3 dan S1 “Rohaniawan” Khusus Buddha dan Konghucu
Program beasiswa bagi agama Konghucu di Kota Pahlawan akan dilaporkan di tingkat nasional. Dengan demikian, guru-guru di daerah lain bisa ikut aktif menyampaikan kebaikan kepada dinas masing-masing.
“Pendidikan agama Konghucu sudah 12 tahun di Indonesia. Kami ingin anak-anak ini memiliki karakter yang baik sebagai calon penerus bangsa. Memiliki sikap tenggang rasa, tepa salira, dan untuk menumbuhkan tahun-tahun penuh toleransi,” tegasnya.
Diketahui, beasiswa bagi pelajar penghafal Kitab Suci agama Konghucu untuk pertama kalinya digelar Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya dan diikuti sebanyak 33 pendaftar di Kantor Dispendik Kota Surabaya, Sabtu, 19 Maret 2022.
Kepala Dispendik Kota Surabaya Yusuf Masruh menyatakan, sebelumnya telah diadakan pemberian beasiswa bagi pelajar pemeluk agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha. Tahun ini, baru bisa terselenggara beasiswa bagi agama Konghucu.
“Kami ingin menjangkau semua agama dalam bingkai kebhinekaan,” katanya saat meninjau seleksi.
Yusuf menjelaskan, dengan adanya pemberian beasiswa penghafal kitab suci untuk lintas agama ini, diharapkan dapat melahirkan generasi emas yang mencintai dan mengamalkan kitab suci dalam kehidupan sehari-hari.
Ia pun meminta kepada seluruh guru agama untuk dapat memotivasi siswa apapun hasil seleksinya. Bagi yang belum lolos, bisa mencoba kembali tahun depan. Jadi, masih ada kesempatan untuk belajar.
“Jangan lelah untuk memotivasi siswa, karena anak-anak ini adalah penerus bangsa. Harus dibekali dengan nilai-nilai agamanya masing-masing,” terangnya.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply