JAKARTA, KalderaNews.com – Situasi pandemi yang merebak sejak akhir 2019 memunculkan beragam mutasi virus. Mutasi virus dalam masa pandemi ini menyebabkan makin beragam tanda dan gejala klinis yang muncul di masyarakat. Dalam ilmu biologi, mutasi dapat terjadi pada makhluk hidup. Bila terjadi pada manusia, apakah kamu langsung terpikir tokoh superhero di film seperti Hulk, Wolverine, dan Spiderman?
Mutasi merupakan perubahan yang terjadi pada urutan nukleotida. Mutasi terdiri atas dua macam, jika perubahan nukleotida terjadi pada suatu gen, maka disebut mutasi gen atau mutasi genetik. Sedangkan jika perubahannya pada struktur atau jumlah kromosom, maka disebut mutasi kromosom.
BACA JUGA:
- Ada 8 Fakta Ilmiah Terbaru Terkait Omicron, Masyarakat Harus Tahu
- Gengs, Ini Lho 5 Tip Mudah dan Menyenangkan Belajar Biologi
- Mengenal Beda Jurusan Pendidikan Biologi dan Biologi, Yuk
Perubahan tersebut bisa terjadi pada taraf urutan gen (disebut juga mutasi gen) maupun pada taraf urutan kromosom. Uniknya, peluang terjadinya mutasi di alam itu cukup langka. Setiap jenis mutasi memiliki probabilitas yang berbeda. misalnya mutasi kromosom pada penyakit kelainan down syndrome dengan peluang 1:1.300, atau KAT6A syndrome yang hanya dimiliki oleh 150 orang di dunia sepanjang sejarah.
Istilah mutasi pertama kali digunakan oleh seorang ahli botani dan genetika berkebangsaan Belanda bernama Hugo de Vries. Vries mengamati perubahan fenotip yang tiba-tiba muncul pada keturunan bunga Oenothera lamarckina pada 1901.
Mutasi menyebabkan perubahan materi genetik (DNA) yang akhirnya menyebabkan perubahan alel dan fenotip makhluk hidup. Perubahan ini bisa menguntungkan atau merugikan hidup mutan (makhluk yang bermutasi).
Mutasi yang menguntungkan salah satunya mutasi gen CETP yang menyebabkan produksi kolesterol lebih rendah, sehingga terhindar dari risiko penyakit jantung. Sedangkan mutasi yang merugikan
Mutasi dapat terjadi dalam bentuk, kualitas, atau sifat lain. Dari kalimat tersebut, kita bisa memahami bahwa mutasi bisa membawa dampak baik, dan juga dampak buruk pada suatu individu. Mutasi kini banyak dimanfaatkan terutama di bidang biologi.
Contohnya adalah pembuatan buah tanpa biji, misalnya semangka tanpa biji. Selain itu, ada pula produksi bibit unggul, pembuatan tanaman hias, dan pembentukan antibiotik juga bisa dilakukan dengan memanfaatkan mutasi.
Sedangkan dampak buruknya, ada pada beberapa penyakit yang diderita individu akibat mutasi, maupun membuatnya menjadi tidak adaptif dengan lingkungan sekitar. Itulah sekilas tentang mutasi yang bisa terjadi pada virus yang juga relate dengan situasi pandemi.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply