CANBERRA, KalderaNews.com – Atase Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di Canberra, Mukhamad Najib menuturkan selama dua tahun ini perbatasan Australia ditutup karena Covid-19 sehingga tidak ada mahasiswa baru dari Indonesia yang bisa datang ke kampus-kampus di Australia.
“Namun setelah perbatasan dibuka pada akhir tahun 2021 lalu, mahasiswa Indonesia kembali mendapatkan kesempatan untuk datang dan kuliah di Australia,” tutur Najib.
BACA JUGA:
- Khusus untuk Guru PAUD dan SD, Ada Beasiswa di Monash University, Australia, Tutup 30 April 2022
- Bisa Jadi Pilihan Kamu, Berikut 20 Universitas Terbaik di Australia Versi THE World University Rankings 2022
- Mantap, Profesor Asal Australia akan Dampingi e-Learning Guru Madrasah
Saat ini, menurut Najib, berdasarkan data tahun 2022, ada sekitar 11 ribu mahasiswa Indonesia yang kuliah di Australia. Dari jumlah itu, sekitar 80% nya kuliah di perguruan tinggi dan sisanya ada yang mengambil kursus, sekolah vokasi dan lain-lain.
“Saat ini jumlah mahasiswa Indonesia yang kuliah di Australia relatif turun dibanding sebelum pandemi Covid-19 terjadi. Kalau dulu mahasiswa Indonesia bisa mencapai angka 20 ribuan, saat ini, dari data terakhir yang kami terima ada sekitar 11 ribuan mahasiswa Indonesia yang kuliah di Australia,” jelas Najib.
Ketua PPI ANU, Riandy Laksono menambahkan anggota baru Australian National University Indonesia Student Association (ANUISA), suatu organisasi Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di ANU, yang sudah mendaftar ada 85 orang dan mayoritas adalah mahasiswa S2 dan S3.
“Kalau dengan mahasiswa S1 yang umumnya non beasiswa, kemungkinan mahasiswa baru dari Indonesia pada tahun 2022 lebih dari 100 orang di ANU ini,” ungkap Riandy.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply