Klop Banget, 8 Tahun Kuliah di Australia, Siswo Pramono Jadi Dubes, Kakak Kelasnya Juga Jadi Dubes Australia

Duta Besar Indonesia untuk Australia dan Vanuatu, Siswo Pramono
Duta Besar Indonesia untuk Australia dan Vanuatu, Siswo Pramono (KalderaNews/Kemlu RI)
Sharing for Empowerment

CANBERRA, KalderaNews.com – Duta Besar Indonesia untuk Australia dan Vanuatu, Siswo Pramono, Alumni Australian National University (ANU), menyampaikan nostalgianya dulu ketika menjadi mahasiswa.

Saat dirinya kuliah di ANU dulu situasi kampus masih sangat sepi jauh sekali dengan kondisi yang ada saat ini. Ia kuliah di Australia selama delapan tahun dari S1 sampai S3, dan jadi Dubes baru tiga bulan.

“Jadi, saya lebih lama jadi mahasiswa dibanding jadi diplomat,” ucap Dubes Siswo yang disambut meriah oleh mahasiswa baru di acara penyambutan mahasiswa baru di Australian National University (ANU) yang digelar Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di ANU bernama Australian National University Indonesia Student Association (ANUISA) beberapa waktu yang lalu.

BACA JUGA:

Menurut Dubes Siswo, hal ini dirinya ceritakan kepada mahasiswa baru supaya mahasiswa benar-benar bisa memanfaatkan kesempatan kuliah di ANU untuk belajar dengan baik dan pada saat yang sama juga mau bergaul untuk membangun jaringan.

Ia menekankan pentingnya mahasiswa Tanah Air membangun jaringan kala merantau dan menempuh pendidikan tinggi di Australia.

“Generasi muda sudah pasti harus belajar dengan keras, apalagi ketika punya kesempatan berkuliah di kampus-kampus dunia. Namun, tak hanya belajar, penting juga buat anak muda bergaul dan berjejaring dengan warga Australia dan mahasiswa internasional lainnya. Jaringan ini, kelak, punya potensi manfaat untuk membangun bangsa,” ucap Dubes Siswo.

Dubes Siswo juga menekankan mobilitas mahasiswa Indonesia ke kancah internasional sudah seharusnya bukan hanya sekadar pergi ke luar negeri.

“Yang harus diingat juga, mahasiswa pergi meninggalkan Tanah Air untuk belajar dan mencari pengalaman. Tapi, kelak pada waktunya para mahasiswa kembali untuk membangun negeri,” ucap Dubes Siswo.

Ia lantas menceritakan bahwa dulu saat kuliah di ANU, dirinya tinggal di Toad Hall, salah satu asrama mahasiswa yang paling dekat dengan kampus ANU.

“Dulu, saya punya kakak kelas bernama Penny Williams. Dulu kami sama-sama tinggal di Asrama Toad Hall dan memiliki hubungan yang baik. Saat ini, saat saya diamanahkan menjadi Dubes RI untuk Australia, ternyata Mbak Penny juga ditugaskan menjadi Dubes Australia di Indonesia,” tutur Siswo.

Dilanjutkan Siswo, hubungan baiknya dengan Duta Besar Penny Williams sejak masa kuliah memudahkan dirinya dan Dubes Penny berinteraksi.

“Tentu saja, hal ini dapat membantu menguatkan hubungan Australia dan Indonesia. Inilah contoh buah dari pergaulan internasional yang telah saya dapatkan. Saya harap, kalian juga dapat membina hubungan baik dengan teman-teman berkebangsaan Australia dan mahasiswa internasional lainnya selama belajar di kampus,” urai Siswo.

Diketahui, Siswo Pramono adalah Duta Besar Republik Indonesia di Australia yang ditempatkan di Canberra. Selama masa jabatannya ini, ia juga akan menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Republik Vanuatu.

Pramono dibesarkan di Tulungagung, Jawa Timur, sebuah kota sekitar 120 km di sebelah barat daya Surabaya. Iabelajar hukum di Universitas Airlangga di Surabaya dengan beasiswa dari Kementerian Luar Negeri Indonesia, kemudian studi pascasarjana di Australia pada akhir 1990-an dan awal 2000-an.

Ia meraih gelar Master of Law dari Monash University di Melbourne dan gelar PhD dalam ilmu politik dari Australian National University (ANU) (2003) di mana beliau belajar di Research School of Social Sciences. Tesis PhD-nya di ANU bertopik “Politik Internasional Genosida”.

Sebelum menjadi dubes ia menjabat sebagai Kepala/Direktur Jenderal Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kementerian Luar Negeri Indonesia, Wakil Kepala Misi KBRI Berlin di Jerman, Kepala/Direktur Pusat Analisis dan Pengembangan Kebijakan Kawasan Asia-Pasifik dan Afrika, Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan, Kementerian Luar Negeri RI, Penasihat Perwakilan Tetap Republik Indonesia pada Organisasi Pelarangan Senjata Kimia di Den Haag.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*