JAKARTA, KalderaNews.com – Kecil-kecil sudah jago Artificial Intelligence (AI), tentu saja itu sesuatu banget. Apalagi, teknologi kecerdasan buatan ini menjadi pendorong utama hadirnya teknologi-teknologi baru seperti big data, chatbot, mobil swakemudi, robotika hingga Internet of Things (IoT).
Gadis remaja ini salah satunya. Angel Anlee (14), siswa kelas 9 ini sudah tidak asing lagi dengan seluk-beluk teknologi AI dan penerapannya dalam aplikasi. Secara sederhana, AI merupakan sebuah sistem komputer yang bisa meniru cara berpikir manusia (otakisasi) dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan.
Tak sekadar mengenal dan mempelajari, tapi sampai pada tataran menghasilkan produk aplikasi dengan teknologi berbasis kecerdasan buatan di usia dini dan produknya sendiri diakui di berbagai ajang lomba tentu menjadi pembuktian tersendiri soal kemampuan yang tak perlu diragukan lagi.
BACA JUGA:
- Jaga Keutuhan Ciptaan, Siswa SD Tarakanita 4 Hadiri Perayaan Hari Air Sedunia di Danau Sunter
- Resmi! Ini Alasan SMA Tarakanita Magelang Pindah Alamat ke Jalan Ahmad Yani
- Wapres dan Gubernur DKI Tinjau Langsung PTM Terbatas di SD Tarakanita 5 Jakarta
“Sebenarnya dari kecil aku emang udah langsung ke programming. Jadi emang dari dulu aku sudah suka lomba-lomba. Jadinya kebawa sampai sekarang. Suka ikut lomba programming karena seru,” akunya saat berbincang dengan KalderaNews.
“Aku kan game developer. Jadi nggak cuma main game, tapi membuat gamenya itu sendiri dan game yang aku buat itu nggak keitung karena sudah banyak,” imbuh remaja kelahiran Jakarta, 11 Juni 2007.
Ia pun mengakui kalau sebenarnya ia jarang main game, tapi masuk dan memainkan game hanya untuk melihat kedalaman game karena siapa tahu bisa mendapatkan inspirasi.
Sejak Usia 5 Tahun
Menariknya, kepiawaiannya dalam programming itu sudah dimulai sejak usia dini. Ia mengaku mulai bikin game dan menekuni programming itu sejak umur 5 tahun. Pertama kali langsung masuk ke appian venture untuk membuat aplikasi atau game, tapi yang sebenarnya lebih untuk membuat aplikasi, bukannya untuk game.
Ia belajar secara otodidak dengan pendampingan orang tuanya mulai dari blocky language. Selanjutnya, ia pun mengaku tidak pernah ikut klub profesional atau les khusus programming, karena orang tuanya sendiri memang sudah mahir dalam programming.
“Kalau ada yang nggak tahu baru tanya ke orang tua. Awal-awal memang diajari orang tua dan sering-seringnya cari info di internet karena banyak forum tentang programming di sana,” akunya.
Sederet prestasi pun diraihnya dari berbagai ajang lomba dari dalam dan luar negeri. Tak hanya itu saja, ia dalam berbagai kesempatan juga menjadi narasumber dalam forum yang mengulas aplikasi dan programming.
“Sebenarnya dari semua award yang aku dapat mengesan semua, karena pasti ada pengalaman tersendiri yang nggak bisa dinilai yang paling berkesan yang mana. Semuanya berkesan. Semuanya wow. Yang penting ada pencapaian yang di dalamnya aku bisa bersyukur.”
Dukungan Sekolah
Selain dukungan dari orang tua, Anlee tak menampik dukungan yang sangat luar biasa besar dari pihak sekolah, baik waktu masih di ini.
“Dukungan dari sekolah dalam programming sangat nyata, semisal saat habis bikin aplikasi, aku bisa minta pendapat pada bapak atau ibu guru.”
“Tak hanya itu, pihak sekolah juga sangat mendukungku untuk ikut lomba dan mengikutkanku dalam science club di sekolah yang selanjutnya memberiku kesempatan untuk mewakili sekolah di berbagai perlombaan seperti OSN,” imbuhnya.
Menariknya, dengan hobi di programming yang ditekuni itu, ia mengaku tetap bisa membagi waktu antara belajar dan hobi. Ia bisa mengatur waktu sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu jam belajar.
“Saya biasanya selesain pelajaran dulu. Karena sekolah juga pakai basic learning, jadi aku juga bisa membuat produknya dalam bentuk aplikasi atau game. Mengerjakan tugas sambil jalanin hobi. Kita boleh punya hobi, tapi nilai tetep harus bagus,” tegasnya
Tak mengherankan, kemampuannya untuk membagi waktu dan memberikan prioritas antara belajar dan hobi tetap membuatnya berprestasi secara akademik di semua mata pelajaran sekolah karena baginya semua mata pelajaran di sekolah itu menarik.
“Semua mata pelajaran menarik. Yang penting, kalau kita niat dan pahami, pasti akan seru sih. Tapi aku memang suka kayak IT, IPA, Matematika, Bahasa Inggris dan pelajaran lain yang seru. Jadi saya nggak pernah perhatiin pelajaran yang favorit itu apa, yang penting semuanya seru.”
Lantas apa cita-cita dari remaja putri yang juga punya hobi main musik piano, kalimba, steel drum dan ukulele? “Aku cita-citanya jadi dokter. Kalau programmer atau game developer aku kan sudah jadi,” akunya saat ditanya soal cita-citanya.
Ia ingin menjadi dokter sekaligus ahli programming. Ia berpandangan, dokter juga bisa mendevelop program kesehatan berbasis teknologi karena masa depan juga akan seperti itu.
Tertarik bergabung di Sekolah Tarakanita yang tersebar di 7 wilayah di Indonesia: Bengkulu, Lahat, Tangerang, Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Surabaya? Kunjungi tautan resmi .
BIODATA ANGEL ANLEE
Nama Lengkap: Angel Anlee
Panggilan: Angel atau Anlee
Usia: 14 Tahun
Kelahiran: Jakarta, 11 Juni 2007
Pendidikan: SD Tarakanita 4 dan Kelas 9 SMP Tarakanita 2 (saat ini)
Cita-cita: Dokter
Hobi: Programming, Robotic, Gambar dan Main Musik Piano, Kalimba, Steel Drum hingga Ukulele.
Prestasi:
- Juara 1 Kids & Teens Hackathon Indosat Wireless Innovation Contest 2015
- Juara Favorit Olimpiade TIK Nasional 2016
- Honorable Mention Olimpiade Sains Kuark 2017
- Juara 2 IPA OSTARNAS Wilayah Jakarta 2017
- Juara 1 OSN IPA 2017 tingkat Kecamatan Penjaringan
- Juara 3 OSN IPA 2017 tingkat Kota Jakarta Utara
- Juara 1 OSN IPA 2018 tingkat Kecamatan Penjaringan
- Juara 3 OSN IPA 2018 tingkat Kota Jakarta Utara
- Best Qualifier MakeX Robot Competition 2018
- Juara 1 App Jamming Summit 2018 di Indonesia (semifinal)
- First runner up App Jamming 2018 (final) yang diselenggarakan di Hong Kong (se-Asia Pasifik)
- Juara 1 App Jamming Summit 2019 di Indonesia (semifinal)
- Most creative award App Jamming 2019 (final) yang diselenggarakan di Hong Kong (se-Asia Pasifik)
- Menjadi pembicara (guest) di Tech Kid Grand Prix 2019 di Jepang
- Juara 3 lomba Aplikasi Mobile Kihajar 2019 yang diselenggarakan oleh BPMPK Kemdikbud
- Juara 1 lomba Aplikasi Mobile Kihajar 2020 yang diselenggarakan oleh BPMPK Kemdikbud
- Juara 1 lomba MAME (Membuat Aplikasi Mobile Edukasi) Kategori Umum 2021 yang diselenggarakan oleh BPMPK Kemdikbud
- Menjadi developer aplikasi mobile di Kemdikbud
- Mendapat Anugerah Kihajar di tahun 2020 dan 2021
- Menjadi narasumber di Siniar Anugerah Kihajar yang diselenggarakan Kemdikbud
- Juara 1 – 14th National Young Inventor Award (NYIA) 2021 yang diselenggarakan oleh BRIN – LIPI
- Menjadi narasumber di Observasi (Obrolan Seru Riset dan Inovasi) yang diselenggarakan BRIN
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply