“Virtual banking itu berupa timeless, 3D online, block chain dan crypto, augmented and virtual reality dan metaverse banking,”terang Arwin.
Selain berbicara bank konvesional dan bank digital, Arwin juga menyampaikan pengetahuan dan wawasan tantangan (eksternal) transformasi digital perbankan, perusahaan teknologi digital berbasis platform, kemudian ekosistem (komunitas users, suppliers, customers para penguna aplikasi dan terakhir omni-channel berupa alat pembayaran berupa transaksi, top-up, e-money, e-wallet dan lainnya.
Dalam webinar ini, alumni Master In business Administration University Of Hawaii, USA bicara juga tentang Neobank yaitu bank online, tanpa kantor cabang tetapi bisa menyediakan solusi transaksi secara mobile atau digital dan sejak tahun 2016 hingga kini ada lebih dari 45 neobank didunia.
Diakhir pemaparannya Arwin menyinggung juga potensi gangguan keamanan atau serangan siber (cyber crime) pada perbankan.
Arwin menegaskan, untuk mencegah gangguan keamanan digital perbankan, industri perbankan harus membangun dan memiliki teknologi terbaru, terkini dan moderen karena gangguan keamanan itu tidak bisa diprediksi kapan dan dari mana.
Leave a Reply