![Fenomena flexing. (Ist.) Fenomena flexing. (Ist.)](/wp-content/uploads/2022/03/Fenomena-flexing.-Ist.-600x381.jpg)
SURABAYA, KalderaNews.com – Belakangan ini banyak fenomena seseorang memamerkan harta di media sosial baik dalam bentuk fisik, barang-barang, atau hal lain yang dianggap lebih unggul dari orang lain.
Hal tersebut menarik perhatian Dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Surabaya, Dewi Ilma Antawati.
Dewi Ilma menjelaskan, perilaku flexing merupakan perilaku instingtif dalam menjalin relasi. Ia memberikan perumpamaan seekor merak akan memamerkan ekor indahnya untuk menarik perhatian lawan jenisnya.
BACA JUGA:
- Waspada, Amankan WhatsApp dari Peretas dengan Cara Ini
- Ini Dampak Serius Kecanduan Internet, Salah Satunya Bikin Kognisi Sosial Negatif
- Dear Mahasiswa, Inilah Tip Bijak Bermedia Sosial dari Ditjen Diktiristek
“Ilmu psikologi sosial menyebutkan bahwa memamerkan sesuatu yang dimiliki dilakukan untuk menunjukkan status sosial seseorang, dengan harapan lebih menarik di mata orang lain sehingga dapat memperluas pergaulan,” ujar Dewi Ilma.
Sementara, dalam psikologi klinis, perilaku flexing dikaitkan dengan rasa tidak aman (insecurity) yang dimiliki seseorang, sehingga ada dorongan untuk memamerkan apa yang menurutnya unggul pada orang lain.
“Itulah sebabnya ada orang yang merasa tidak percaya diri datang ke pesta atau acara-acara tertentu jika tidak mengenakan barang yang bermerek, dan lebih nyaman jika datang mengenakan barang bermerek, karena adanya kekhawatiran tidak diterima atau dianggap rendah oleh orang lain,” kata Dewi Ilma.
Leave a Reply