TANGERANG, KalderaNews.com – Sebagai bagian dari Humboldt Alumni Award bagi Universitas Pembangunan Jaya, UPJ menggelar acara Humboldt Kolleg Urban Partnership Melting Pot yang diselenggarakan melalui virtual platform pada 17-22 Januari 2021.
Humboldt Kolleg merupakan konferensi internasional yang melibatkan peneliti, pembicara, dan partisipan multi-disiplin dari berbagai negara dan diadakan dengan tujuan untuk memperkuat jaringan kerja sama profesional pada tingkat regional antara alumni (Humboldtians) serta meningkatkan minat dan antusiasme peneliti muda terhadap program Alexander von Humboldt Foundation. Urban Partnership Melting Pot menunjukkan tema yang diusung UPJ sebagai penguatan isu kajian urban yang merupakan unggulan kampus ini.
Konferensi ini juga membuka kesempatan untuk para peneliti, penulis, dan media untuk mengajukan gagasan dan ide kreatif terkait tema utama, yaitu: Urban Growth Pattern, transformation, and resilience, Urban Mobility and IoT, dan Social, health, education, environment, and economic development.
BACA JUGA:
- Prof. Dieter Genske: Kolaborator Program Magister Urban Studies UPJ dengan Segudang Prestasi
- Rencanakan dengan Matang, UPJ Perkenalkan Kolaborator Pengajuan Magister Urban Studies: Professor Bernhard Müller
- Gerobak Anti Covid, GERANCO! Inovasi Tim UPJ Pasca Pandemi Mendukung Pemulihan UMKM
Demi meningkatkan engagement partisipan, acara Urban Partnership Melting Pot memanfaatkan penggunaan platform virtual (https://meltingpot2022.exposim.io/) yang memfasilitasi partisipan dengan pengalaman menggunakan fitur-fitur virtual dengan UI/UX yang modern.
Fitur yang dapat diakses dalam platform virtual tersebut mencakup agenda acara, auditorium, pameran virtual, menu presentasi poster, serta info sponsor dan pameran sponsor. Partisipan berasal dari alumni program Alexander von Humboldt dan peneliti muda yang tertarik berkontribusi menghasilkan perkembangan fundamental di bidang sains.
Di hari pembukaan acara Humboldt Kolleg Urban Partnership Melting Pot, Senin, 17 Januari 2022, acara dibagi menjadi tiga sesi utama yaitu opening session, plenary session dan networking session. Acara pembukaan merupakan perayaan 70 tahun hubungan bilateral Indonesia-Jerman yang dibukan oleh Duta Besar Jerman untuk Indonesia, H.E. Ina Lepel.
“Kerja sama bilateral Jerman dan Indonesia sangat penting karena posisi Indonesia sebagai negara terbesar di ASEAN dengan praktik demokrasi telah menjadi teladan baik bagi para pemimpin negara,” demikian Dubes Ina Lepel membuka sambutannya.
Sebagai sambutan dari RI, Kepala BRIN, Dr. Laksana Tri Handoko menekankan pentingnya pengembangan IPTEK dari kerja sama bilateral yang sudah terjalin.
“Jerman merupakan negara yang kuat dalam penguasaan sains dan teknologi, melalui BRIN, Indonesia siap untuk mendukung kerja sama lanjut dengan Jerman melalui berbagai skema unggulan IPTEK. Saya mengundang partisipan dalam Humboldt Kolleg ini untuk memanfaatkan hibah-hibah kerja sama riset dan inovasi dari skema-skema yang terus berkembang dalam BRIN dan kolaboratornya”.
Dalam plenary session hari pertama, 17 January, terdapat 3 pembicara yaitu Prof. Dr Bernhard Müller, Dr. Paulina Schiapacasse, dan Dr. Katja Yang. Prof. Dr Bernhard Müller dan Dr. Paulina Schiapacasse membawakan presentasi berjudul “Sustainable Urban Expansion of Cities in Europe Lessons for ASEAN Countries”.
Diketahui, Prof. Bernhard merupakan seorang profesor senior dari Technische Universität Dresden (TU Dresden) di Jerman yang menjadi kolaborator utama dalam perencanaan Program Studi Magister Kajian Urban UPJ. Dr. Schiapacasse juga merupakan salah satu kolaborator UPJ dari TU Dresden.
“Terdapat 5 aspek/faktor dalam proses sustainable urban expansion yaitu strategi (strategy), lingkungan (environment), keberagaman (diversity), konektivitas (connectivity), dan keterlibatan (involvement)”, tutur Prof. Bernhard.
Di akhir presentasi, Prof. Bernhard menitikberatkan hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pembangunan perkotaan dan rekomendasi bagi pengembang (developer) swasta setempat.
Sesi materi kedua dibawakan oleh Dr. Katja Yang, seorang kepala divisi Asia di Alexander von Humboldt Foundation. Di sesi ini, Dr. Yang memaparkan informasi seputar Alexander von Humboldt Foundation berupa latar belakang sejarah, pencapaian, program sponsorship, serta pendaftaran program fellowship yang tersedia.
“Yayasan Alexander von Humboldt menyediakan sponsor untuk kerja sama akademik antara lembaga pendidikan di Jerman dan negara asing untuk transfer ilmu dan bekerja sama dengan peneliti,” tutur Dr. Katja.
Pada networking session, Bapak Eddy Yusuf, Ph.D. selaku Wakil Rektor UPJ, menyampaikan presentasi terkait roadmap untuk ASEAN Urban Consortium. Selain itu, terdapat pameran poster virtual yang dapat diakses oleh partisipan selama sesi networking. (https://youtu.be/WwLLKARukWo) Di sela acara, ditampilkan pertunjukkan tari Saman dan tari Ratoh Jaroe dari provinsi Aceh oleh mahasiswa UPJ.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply