6 Daya Tarik Studi di Belanda, Pelajar Indonesia Wajib Tahu!

Koordinator Promosi Pendidikan Nuffic Neso Indonesia, Inty Dienasari dan Education Promotion Officer Nuffic Neso Indonesia, Mohamad Maulana Taufik di Virtual Holland Scholarship Days (VHSD) 2022
Koordinator Promosi Pendidikan Nuffic Neso Indonesia, Inty Dienasari dan Education Promotion Officer Nuffic Neso Indonesia, Mohamad Maulana Taufik di Virtual Holland Scholarship Days (VHSD) 2022 pada Sabtu, 5 Februari 2022 (KalderaNews/JS de Britto)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Kuliah ke Negeri Kincir Angin menjadi impian kebanyakan pelajar Indonesia. Tidak mengherankan, sedikitnya 1.000 pelajar Indonesia berangkat kuliah di Belanda setiap tahunnya.

Direktur Nuffic Neso Indonesia, Peter van Tuijl menegaskan meski ada pandemi Covid-19 dalam 2 tahun terakhir ini, Belanda tetap memikat anak-anak muda bertalenta Indonesia yang serius ingin studi di Belanda demi bisa membangun karier masa depannya dan memiliki pengalaman luar negerinya yang luar biasa.

“Kami menyambut kalian semua di tahun akademik berikutnya di Belanda,” tegasnya saat membuka acara tahunan Virtual Holland Scholarship Days (VHSD) 2022 pada Sabtu, 5 Februari 2022.

BACA JUGA:

Ia lantas mengucapkan terima kasih pada berbagai institusi yang terlibat langsung dan memberikan informasi edukatifnya dalam acara Virtual Holland Scholarship Days (VHSD) 2022, seperti, perwakilan perguruan tinggi Belanda, LPDP, Kemendikbudristek, Erasmus Plus, Kemkominfo hingga alumni Belanda.

Direktur Nuffic Neso Indonesia, Peter van Tuijl di Virtual Holland Scholarship Days (VHSD) 2022 pada Sabtu, 5 Februari 2022 (KalderaNews/JS de Britto)
Direktur Nuffic Neso Indonesia, Peter van Tuijl di Virtual Holland Scholarship Days (VHSD) 2022 pada Sabtu, 5 Februari 2022 (KalderaNews/JS de Britto)

Selanjutnya pada sesi presentasi yang dikemas secara interaktif dengan platform zoom dan menti, Koordinator Promosi Pendidikan Nuffic Neso Indonesia, Inty Dienasari dan Education Promotion Officer Nuffic Neso Indonesia, Mohamad Maulana Taufik mengudar alasan mendasar kenapa Belanda tetap menarik para pelajar Indonesia.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*