5 Hal Penting yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Memberikan Gawai pada Anak

Anak-anak dengan gadget
Anak-anak dengan gadget (KalderaNews/Ist)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Sekolah daring memberikan banyak pengaruh pada pendidikan anak. Salah satunya anak menjadi ‘akrab’ dengan gawai. Sebab selama sekolah daring mereka sangat bergantung pada perangkat ini untuk belajar dan mengerjakan tugasnya.

Tidak hanya itu, bisa jadi anak merasa iri saat mengetahui kawannya mempunyai gawai sendiri dan tidak perlu diawasi orangtuanya. Itu bisa membuat anak-anak kita merengek untuk meminta gawai juga.

BACA JUGA:

Orangtua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Termasuk memberikan fasilitas keseharian. Namun, untuk gawai? Hmm, sepertinya sebagai orangtua kita perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini sebelum memberikan gawai pada anak.

Waktu yang tepat

Disukai atau tidak, anak kita akan memiliki ponsel pada masanya. Hal ini tidak bisa kita hindari. Jika ditanya apakah anak perlu diberikan ponsel, jawabannya pasti mereka memerlukan. Namun, hal lain yang harus  dibicarakan adalah kapan waktu yang tepat.

Kita bisa memberikan ponsel ketika anak telah siap. Jangan diberikan jika mereka belum siap dan jangan juga sampai telat memberikan sehingga mereka tidak punya waktu beradaptai dengan teknologi tersebut. Bagi sebagian anak, waktu yang sesuai adalah mulai menginjak kelas 6 dan di akhir kelas 8.

Kesiapan anak menangani ponsel

Anak tidak mungkin bisa tiba-tiba mengerti cara mengoperasikan ponsel dengan baik dan bijak. Dan tugas orangtua untuk mengajarkan hal tersebut untuk pertama kali. Ponsel bisa digunakan untuk menelepon, memotret, merekam gambar dan suara, menonton film, mendengarkan musik, unduh aplikasi belajar, bermain gim, dan masih banyak lain yang lain.

Orangtua harus melihat apakah fisik dan psikis anak telah mampu menggunakan ponsel dengan beragam fiturnya ini atau belum. Jika untuk menggenggam ponsel saja belum kuat, sebaiknya jangan dulu diberikan ponsel. Atau jangan pula anak diberi ponsel tetapi malah menelepon orang asing dan mengajak ngobrol hingga pulsa habis. Membahayakan!

Ponsel tidak buruk, tetapi memiliki kekuatan

Ponsel memang bisa memberikan pengaruh buruk pada anak, tetapi bisa juga memberikan pengaruh baik. Ponsel dan gawai lain ibarat pisau. Bisa digunakan untuk melukai orang, tetapi bisa juga digunakan untuk memotong sayuran untuk dimasak menjadi sayuran yang lezat.

Jadi semuanya bergantung pada penggunanya. Saat memperkenalkan gawai pada anak, orangtua juga harus memberikan pemahaman tersebut pada anak.

Ponsel pertama anak yang seperti apa?

Orangtua dapat memberikan ponsel bekas yang telah dipakai untuk anak. Selain karena kita telah tahu cara mengoperasikan dan fiturnya, anak juga akan merasa bahwa orangtua meminjaminya. Jangan berikan ponsel sebagai hadiah. Karena ia akan merasa bahwa itu miliknya. Perlu ditekankan bahwa ponsel itu merupakan pinjaman dan bila anak tidak bertanggungjawab, orangtua bisa memintanya kembali.

Buat batasan

Saat memberikan anak sebuah gawai, buatlkah kesepakatan dengannya. Kesepakatan itu meliputi berapa lama ia boleh menggunakan, larangan, serta berapa banyak paket data atau pulsa yang orangtua berikan untuknya dan aturan lainnya. Hal ini untuk menghindarkan anak akan kecanduan main gadget.

Lima hal tersebut di atas harus menjadi concern orangtua saat memberikan gawai pada anak. Agar anak tidak terkena dampak buruk dari teknologi, sebaliknya, dapat mengembangkan diri dan mengoptimalkan fungsi dan fitur gadget yang ia pegang.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*