JAKARTA, KalderaNews.com – Pemerintah berencana mengganti kurikulum pendidikan. Kini, Kurikulum Prototipe sedang diujicobakan di beberapa sekolah di seluruh Indonesia, terutama sekolah yang mengikuti program Sekolah Penggerak.
Melalui akun Instagram @ninoaditomo, Anindito Aditomo. Kepala Badan Standar, Kurikulum & Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, menjelaskan secara rinci terkait kriteria sekolah yang bisa menerapkan kurikulum tersebut.
“Kriterianya satu: berminat menerapkan Kurikulum Prototipe untuk memperbaiki pembelajaran,” ujar Nino, sapaanya.
BACA JUGA:
- Kepala BSKAP: Kurikulum Prototipe Akan Menjadi Kurikulum Nasional 2024, Begini Penjelasannya
- Kurikulum 2022, Selamat Tinggal Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa
- Pada 2022-2024 Bisa Pilih 3 Kurikulum: Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat atau Kurikulum Prototipe
Lanjut Nino, Kemendikbudristek akan menyiapkan materi yang menjelaskan konsep Kurikulum Prototipe. Kepala sekolah/madrasah yang ingin menerapkan diminta untuk mempelajari materi tersebut. Jika setelah mempelajari materi tersebut sekolah memutuskan untuk mencoba, mereka akan diminta mengisi formulir pendaftaran dan sebuah survei singkat.
“Jadi prosesnya adalah pendaftaran dan pendataan. Bukan seleksi,” tegas Nino.
Keberhasilan penerapan kurikulum ini, kata Nino, tergantung pada kesediaan kepala sekolah/madrasah dan guru untuk memahami dan mengadaptasi kurikulum di konteks masing-masing. Dengan demikian, Kurikulum Prototipe dapat diterapkan di semua sekolah/madrasah. Bukan hanya di sekolah/madrasah yang punya fasilitas bagus atau yang berada di kota saja.
Nino memang mengakui tingkat kesiapan sekolah/madrasah berbeda-beda. “Tidak bisa dipungkiri bahwa ada kesenjangan dalam mutu sekolah/madrasah kita. Karena itu kami menyiapkan skema tingkat penerapan kurikulum, berdasarkan hasil survei yang diisi sekolah ketika mendaftar,” imbuhnya.
Maka, sekolah yang belum terbiasa akan disarankan mencoba menerapkan secara parsial. Di tahun pertama, mereka masih menggunakan Kurikulum 2013, namun sambil mempelajari dan menerapkan beberapa komponen dari Kurikulum Prototipe. Misal, menggunakan buku teks baru untuk mata pelajaran tertentu, menggunakan asesmen diagnostik untuk literasi dan numerasi, atau pembelajaran berbasis projek untuk tema-tema tertentu.
Nah, bagi sekolah yang ingin mencoba menerapkan Kurikulum Prototipe ini bisa langsung mengunduh materinya di DI SINI.
Buku-buku teks kurikulum prototipe juga masih disebut sebagai buku teks Sekolah Penggerak. Meski demikian, buku untuk PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10 sebenarnya sudah bisa diakses di laman Sistem Informasi Buku Indonesia (SIBI), DI SINI.
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply