JAKARTA, KalderaNews.com – Program Guru Penggerak Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dinilai berdampak baik bagi para guru. Hal ini tercermin dari hasil survei Indikator Politik Indonesia pada akhir 2021 kepada 983 responden yang menyambut Program Guru Penggerak (PGP) dengan positif.
Sebanyak 99,9 persen guru (68,5 persen sangat setuju dan 31,4 persen setuju) menilai PGP berhasil meningkatkan kemampuan guru berinovasi.
Peneliti senior Direktur Riset Indikator Politik Indonesia, Adam Kamil menerangkan bahwa survei menemukan para responden merasakan beragam manfaat program baik bagi individu guru dan sekolah, serta efektif meningkatkan kapasitas kepemimpinan.
BACA JUGA:
- Selamat! Nadiem Makarin Mengumumkan Kelulusan 2.395 Guru Penggerak
- Bermalam di Rumah Guru Penggerak di Sleman, Ini Kesan Mas Menteri Nadiem
- Mendikbud: Ikut Guru Penggerak Syarat Menjadi Kepala Sekolah
“Aspek administrasi dan sistem informasi Program Guru Penggerak secara umum dinilai sudah baik. Hampir semua setuju atau sangat setuju bahwa informasi tentang Guru Penggerak mudah diperoleh dan dipahami, sistem pendaftaran dan seleksi mudah dilakukan, persyaratan bagi pendaftar mengakomodasi minat pendaftar, dan durasi pendidikan sudah sesuai,” papar Adam.
Platform Guru Belajar dan Berbagi juga dinilai sangat bermanfaat dan memudahkan kolaborasi menggelar pembelajaran. Sebanyak 68,5 persen responden sangat setuju dan 31,4 persen setuju PGP berhasil meningkatkan kemampuan guru berinovasi. Sebanyak 68,3 persen sangat setuju dan 31,5 persen responden setuju Guru Penggerak berdampak baik bagi diri pribadi, murid, dan sekolah.
Sebanyak 61,4 persen responden setuju dan 38,1 persen sangat setuju bahwa PGP sukses menghasilkan pemimpin pembelajaran yang berpola pikir Merdeka Belajar dan berpihak pada murid. Sebanyak 57 persen responden sangat setuju dan 42,8 persen setuju bahwa para Calon Guru Penggerak telah berhasil menularkan praktik baik yang dipelajari selama mengikuti program Guru Penggerak pada guru-guru lainnya.
Para guru juga menyambut penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
“Rata-rata di atas 44% penyederhanaan RPP ini berdampak baik bagi para guru. Guru menilai penyederhanaan RPP mengurangi beban administrasi dan memberi keleluasaan, sehingga mereka lebih inovatif menyusun materi ajar,” jelas Adam.
Dampaknya, imbuh Adam, para murid bisa belajar lebih kontekstual, lebih kreatif, dan lebih tertarik kepada materi.
Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan, Praptono, menegaskan, Merdeka Belajar memang bertujuan mendukung para guru makin mandiri dan memerdekakan para murid.
“Artinya, para guru didorong untuk punya kesadaran dan tanggung jawab untuk terus belajar. Jadi, Merdeka Belajar itu dari sisi guru merdeka mengajar, dan dari sisi anak merdeka belajar,” jelas Praptono dalam Webinar Silaturahmi Merdeka Belajar secara daring.
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply