Gelombang Laut Lebih Tinggi dari Prediksi, Operator Kapal Penyeberangan Jangan Bandel

Kapal penumpang dari Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk Bali melaju menuju Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi
Kapal penumpang dari Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk Bali melaju menuju Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi (KalderaNews/JS de Britto)
Sharing for Empowerment

JEMBRANA, KalderaNews.com – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengingatkan para operator kapal penyeberangan untuk tidak bandel berlayar saat cuaca buruk untuk mencegah kecelakaan serta menjamin keselamatan dan keamanan para penumpang kapal penyeberangan.

“Informasi cuaca pelayaram selalu kami update kepada Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan. Tolong patuhi jika rekomendasi yang keluar adalah dilarang berlayar. Ini semua demi keselamatan bersama,” ungkap Dwikorita Karnawati di Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk beberapa waktu yang lalu.

“Kepada kantor syahbandar, kami juga berharap agar tidak menerbitkan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) manakala ada kapal yang memaksa berangkat dengan alasan apapun saat cuaca buruk. Kondisi riil di lapangan, ketinggian gelombang bisa berpotensi lebih tinggi dari prakiraan dan pantauan data satelit,” imbuhnya.

BACA JUGA:

Dwikorita mengatakan, saat ini Indonesia tengah memasuki musim penghujan. Oktober lalu, BMKG sendiri telah mengeluarkan peringatan dini La Nina yang mana fenomena ini dapat meningkatkan curah hujan bulanan di wilayah Indonesia pada November-Desember-Januari sampai 70 persen dari kondisi curah hujan normal. Termasuk diantaranya potensi terjadinya gelombang tinggi.

Saat berlayar, lanjut Dwikorita situasi cuaca di tengah lautan tidak bisa diprediksi, baik angin maupun gelomban laut. Sehingga, operator kapal dan nelayan sebaiknya menunda untuk berlayar atau melaut hingga kondisi cuaca berangsur membaik.

Sementara itu, dalam kunjungannya ke Pelabuhan Gilimanuk, Bali, Dwikorita melakukan inspeksi dan pengecekan tekait peralatan-peralatan yang digunakan untuk melakukan monitoring dan prakiraan cuaca, termasuk proses diseminasi informasi cuaca dan iklim yang dilakukan.

“Kami ingin informasi iklim dan cuaca ini benar-benar diterima dengan baik, betul-betul dipahami, dan betul-betul dipatuhi agar kasus kecelakaan laut akibat gelombang tinggi bisa dicegah,” ujarya.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*