JAKARTA, KalderaNews.com – Belajar di perguruan tinggi sebagai mahasiswa merupakan masa transisi dari dunia sekolah putih abu-abu ke dunia kerja. Menjadi mahasiswa memang dituntut untuk mampu hidup lebih mandiri, apalagi bila harus tinggal berjauhan dengan orang tua.
Selain itu, menjadi mahasiwa, kita juga dianggap sebagai pelajar level yang tinggi, sehingga tanggung jawab pun akan lebih banyak. Ditambah dengan kesibukan dan beban akademik serta organisasi mahasiswa, tak jarang situasi ini dapat membuat tekanan tersendiri bagi mereka yang belum siap memasuki dunia kampus.
BACA JUGA:
- Leiden University Prioritaskan Kesehatan Mental Mahasiswa di Masa Pandemi Covid-19
- Universitas Mercu Buana Yogyakarta Gandeng UPSI Malaysia Bahas Kesehatan Mental Milenial
- Jangan Minder Jadi Mahasiswa Kupu-Kupu, Inilah Lima Alasan Positifnya
Banyaknya tekanan dan tuntutan yang ada tersebut dapat menimbulkan stress pada mahasiswa. Bila situasi ini tidak dikenal dan diantisipasi sejak dini, dapat menyebabkan munculnya masalah mental pada mahasiwa. Meskipun masalah mental bukan hanya didominasi oleh mahasiswa, tetapi sebuah penelitian menyebutkan bahwa 27 persen anak kuliahan memiliki masalah mental. Ngeri, ya!
Agar terhindar, inilah tujuh masalah mental yang sering menyerang mahasiswa. Yuk, kita kenali!
Depresi
Sebuah penelitian dari American Psychological Asociatiation, kasus depresi di tengah anak kuliah meningkat sebanyak 10 persen dalam satu dekade belakangan ini. Depresi yang dibiarkan dan tidak diobati dapat berujuag pada risiko bunuh diri. Bahkan, di Amerika, kecenderungan bunuh diri ini disebut sebagai penyebab kematian kedua bagi mahasiswa.
Agar terhindar dari depresi yang berkepanjangan, kita bisa mempunyai teman atau sahabat dari lingkaran yang dapat dipercaya untuk membahas masalah pribadi maupun hal-hal yang berkaitan dengan kuliah. Hal ini dianggap cukup efektif untuk mencegahmu merasa sendiri dan dapat bertukar pikiran saat masalah datang.
Gangguan makan
Gangguan makan yang umum terjadi pada mahasiswa adalah anoreksia, bulimia, dan binge eating (makan yang tidak terkendali). Umumnya, stres karena tugas yang menumpuk serta tinggal jauh dari orangtua dapat memicu gejala gangguan makan.
Survei yang dilakukan oleh National eating Disorders Screening Program menyatakan bahwa sekitar 62 persen perempuan di perguruan tinggi memiliki masalah pola makan yang tidak normal dan dapat memicu penyakit gangguan makan.
BIla kamu memiliki pola makan yang tidak normal seperti makan banyak tetapi dimuntahkan kembali atau tidak ingin makan karena merasa bersalah jika makan banyak atau justru makan banyak yang tidak terkendali maka mintalah bantuan orang terdekat untuk memantau. Atau kamu dapat juga mendatangi psikolog untuk berkonsultasi.
Alkohol
Salah satu zat yang kerap disalahgunakan oleh mahasiswa adalah alkohol. Penyalahgunaan alkohol, obat-obatan terlarang, dan obat yang diresepkan dapat menjadi masalah utama yang pada akhirnya berkontribusi pada kecelakaan dan pelecehan seksual di kalangan mahasiswa.
Penyebab mahasiswa lari ke dalam penyalahgunaan zat aditif terlarang ini salah satunya adalah tekanan yang berat pada perkuliahan. Mahasiswa cenderung mencari pelampiasan ke alkohol ini salah satunya. Hingga tulisan ini diturunkan belum pernah disebutkan bahwa putus dengan pacar membuat mahasiswa lari melampiaskan emosi ke alkohol.
Gangguan kecemasan
Biasa disebut anxiety. Merupakan kecemasan berlebih yang dialami seseorang dengan intensitas yang cukup sering sehingga tidak jarang mengganggu aktivitas sehari-hari. Gangguan kecemasan terdiri dari beberapa jenis seperti gangguan kecemasan sosial, gangguan panik, fobia tehadap hal tertentu, dan gangguan kecemasan umum.
Salah satu gejala gangguan kecemasan yang cukup serius adalah stres yang cukup ekstrem dan rasa khawatir yang berebih sehingga mengganggu kemampuanmu untuk beraktifitas secara normal.
Sebuah penelitian di Amerika menyebutkan 80 persen mahasiswa menyataka sering stress dan 13 persen lainnya sudah didiagnosis dengan penyakit mental seperti depresi dan gangguan kecemasan.
Jika kamu mengalami berbagai gejala gangguan kecemasan seperti gelisah, detak jantung meningkat, gemetar, serta kesulitan mengendalikan ketakutan dan kecemasan maka segeralah mencari ahlinya. Situasi seperti itu harus segera mendapatkan penanganan yang adekuat dari terapis yang sesuai
Kecenderungan menyakiti diri sendiri
Perilaku menyakiti atau meluai diri sendiri pada bagian tubuh tertentu yang tidak terlihat umumnya dianggap sebagai respon terhadp stress dan tekanan yang luar biasa. Misalnya menyayat lengan dengan silet, membenturkan kepala, hingga sengaja tidak makan adalah cara untuk mengalihkan pikiran dari hal-hal yang membuat stre dan juga trauma.
Meskipun beberapa orang sadar bahwa tindakannnya ini membahayakan diri dan salah, tetapi banyak juga yang tidak menyadari bahwa melukai diri sendiri bukan cara terbaik untuk mengelola emosi yang sedang dirasakan.
Kecenderungan menyakiti diri sendiri ini bila tidak ditangani dengan baik dapat berkembang hingga kecenderungan bunuh diri. Hal ini tidak ada hubungannya dengan kepribadian belaka, melainkan merupakan respon dari tekanan keadaan. Tekanan itu sendiri dapat berasal dari luar, dapat juga dari pemikiran diri sendiri yang tidak penting dan tidak membangun atau yang biasa disebut dengan overthinking.
Bila kamu mengalami kondisi ini, segeralah mencari pertolongan ahli dan jangan merasa sok kuat dalam mengatasi situasi tersebut. Jangan pula self-proclaim atau self diagnosed untuk kondisi mentalmu, karena itu sangat membahayakan dirimu sendiri. Mencari pertolongan pada psikolog atau psikiater itu bukan hal yang memalukan atau menjijikkan, lho.
Insomnia
Insomnia bukan disebut sebagai penyakit mental. Insomnia merupakan gelaja dari berbagai masalah mental seperti depresi dan gangguan kecemasan. Insomnia juga bisa menjadi masalah fisik yang serius jika terjadi berkepanjangan.
Belajar dan mengerjakan tugas hingga tengah malam, dan bangun pagi untuk menghadiri perkuliahan pagi dapat membuatmu mengalami gangguan tidur atau insomnia ini. Kamu perlu mengatur ritme kegiatan agar dapat tidur dengan kualitas yang baik dan cukup. Bila overthinking sering dianggap sebagai salah satu penyebab insomnia juga, maka sekuat mungkin hindari overthinking ini.
ADHD
Merupakan singkatan dari Attention Defisit Hyperactivity Disorder, adalah gangguan yang terjadi pada otak yang ditandai dengan kurangnya perhatian dana tau hiperaktif serta impulsih yang mengganggu fungsi dan perkembangan otak. Umumnya kondisi ini akan muncul sebelum masa perkuliahan.
Gangguan ini dapat mengacaukan kebiasaan belajar dan perkuliahan yang telah dipunyai sejak kecil. Gangguan ini harus ditangani dengan baik oleh ahlinya.
Itulah tujuh masalah mental yang dapat melanda mahasiswa. Sebagai mahasiswa, kamu memiliki banyak kesempatan untuk menjalin relasi positif dengan lingkungan luar untuk lebih mengembangkan diri alih-alih sibuk dengan diri sendiri. Jangan, ya!
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan share pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply