DENPASAR, KalderaNews.com – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) ingin mempercepat internasionalisasi perguruan tinggi vokasi. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim menegaskan Kampus Merdeka Vokasi bertujuan melahirkan lulusan perguruan tinggi vokasi (PTV) yang siap untuk meneruskan studi, bekerja, dan/atau berwirausaha.
Ketiga hal tersebut, tegasnya di Konsorsium Program Internasional Perguruan Tinggi Vokasi di Indonesia atau The Inaguration of The Consortium of International Programme at Vocational Higher Education Institutions in Indonesia, tentu tidak terbatas dalam skala nasional saja, melainkan juga regional bahkan internasional.
“Saya yakin bahwa dengan hadirnya kelas internasional perguruan tinggi vokasi, akan ada lebih banyak lulusan vokasi yang memberikan kontribusi nyata untuk Indonesia dan untuk dunia,” ucap Mendikbudristek dalam forum yang diselenggarakan di Padma Resort Legian, Kuta, Bali, Rabu-Jumat, 3—5 November 2021.
BACA JUGA:
- Dear Mahasiswa Vokasi, Inilah Syarat dan Manfaat Program Beasiswa Magang dan Studi Independen Bersertifikat
- Merdeka Belajar 11: Integrasikan Pendidikan Tinggi Vokasi dengan Dunia Kerja
- Dirjen Pendidikan Vokasi: IPK Bukan Penentu Kesuksesan Masa Depan
PTV di Indonesia kata Nadiem, harus menjadi tempat lahirnya inovasi yang membawa Indonesia maju ke panggung dunia. Vokasi harus semakin kuat, dan terus menguatkan Indonesia.
“Satu hal yang perlu kita ingat bersama adalah untuk menjadi lulusan yang tangguh dan siap berkompetisi di panggung global, mahasiswa vokasi harus memiliki kemampuan dan pengetahuan yang unggul, serta karakter yang kuat dan matang,” lanjutnya.
Senada dengan itu, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto mengatakan, jika sebuah negara ingin menjadi pemain aktif dalam pergaulan global maka generasinya harus disiapkan. Oleh karenanya, perguruan tinggi harus memperkuat inovasi, jejaring dan kolaborasi institusi baik di dalam maupun di luar negeri.
Dengan internasionalisasi pendidikan tinggi, Wikan berharap, akan terjadi peningkatan kapasitas melalui adanya pertukaran budaya, pengembangan ilmu pengetahuan lintas batas negara, serta persahabatan antarnegara yang bermuara pada keuntungan ekonomi untuk kehidupan yang lebih baik. Dengan demikian, dunia akademik di masa mendatang akan semakin mengglobal dan kompetisi yang terjadi pun semakin ketat karena terjadinya persaingan lintas batas geografis.
Ia menjelaskan internasionalisasi adalah sebuah gejala dan proses yang tidak bisa dihindari. Sadar atau tidak, interaksi antarbangsa adalah sebuah keniscayaan. Interdependensi suatu bangsa dengan dan terhadap bangsa lain semakin tidak terhindarkan.
“Situasi ini dapat merupakan berita baik jika suatu negara siap untuk berperan, berkontribusi dan menuai manfaat. Namun hal ini dapat juga menjadi bencana jika suatu bangsa tidak siap dan hanya akan menjadi objek dalam interaksi global tersebut,” tekan Wikan mengingatkan.
Dalam konsorsium ini, PTV bersepakat untuk mengembangkan program internasional yang terdapat dalam Risalah Kebijakan terkait program internasional di perguruan tinggi vokasi di Indonesia, yang akan diimplementasikan pada tahun 2022.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply