DENPASAR, KalderaNews.com – Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Waryono Abdul Ghofur menyampaikan evaluasi PBSB digelar untuk membangun sinergi bersama dengan pengelola PBSB di Perguruan Tinggi. Evaluasi juga untuk mencari konsep dan solusi atas masalah yang mungkin muncul.
“Kami harap banyak masukan terkait pengelolaan PBSB, salah satunya soal manajerial mahasiswa santri yang terintegrasi dengan pesantren. Karena di sebagian kampus, Mahasantri PBSB diarahkan untuk sekaligus mondok di pesantren terdekat selama menempuh masa perkuliahan. Ini salah satu pola yang diterapkan untuk menjaga karakter kesantrian dan memperkuat pemahaman moderasi beragamanya,” tutur Waryono saat evaluasi pelaksanaan Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) di Bali pada 19-21 November 2021.
BACA JUGA:
- Resmi Dibuka, Beasiswa Santri Berprestasi Tutup 15 April 2021, Daftar Online di Sini
- Inilah Kriteria Santri yang Bisa Ikut Program Beasiswa Santri Berprestasi 2019
- Wajib Jadi Pemilik Nusantara, Mahasantri Penerima Beasiswa PBSB Tidak Boleh Eksklusif
Waryono juga mengungkapkan, secara keseluruhan capaian akademik Mahasantri PBSB selama ini relatif memuaskan. “Itu cukup membuktikan bahwa mahasantri kita bisa membuktikan kualitasnya. Kita juga mendorong mereka bisa melanjutkan ke jenjang lebih tinggi lagi,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Subdirektorat PDPontren, Basnang Said menyampaikan PBSB 2021 telah merekrut 230 Mahasantri. Sebanyak 30 di antaranya, mahasantri program magister, sedang 200 lainnya adalah mahasantri di jenjang strata satu.
“Mudah-mudahan kuotanya akan bertambah lagi untuk tahun depan. Kita juga menargetkan untuk membangun kerjasama dengan Perguruan Tinggi lain yang belum menjadi mitra, sehingga pilihan prodinya akan semakin lengkap,” ungkap Basnang Said.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply