Calistung Versus Keterampilan Sosial untuk Anak 5 Tahun: Pahami 3 Hal Penting Ini

Kedekatan-orang-tua-dan-anak-2
Ilustrasi Kedekatan Orang Tua dan Anak (KalderaNews.com/Ist)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Membesarkan seorang anak pasti tidak lepas dari pertumbuhan dan perkembangan. Bila pertumbuhan identik dengan hal-hal fisik, maka perkembangan dapat diukur melalui keterampilan, seperti bicara, motorik kasar dan halus, sosial, dan lain-lain.

Perkembangan pada anak yang kemudian menghasilkan  keterampilan merupakan hal yang butuh distimulasi. Maka peran orang tua sangatlah penting untuk memberikan stimulasi pada anak ini.

BACA JUGA:

Secara tidak sadar, orang tua ada juga yang kerap membandingkan perkembangan anaknya dengan anak lain. Padahal hal ini tidak dapat dibenarkan. Alih-alih dapat meningkatkan keterampilan sang anak, cara stimulasi dengan membandingkan kemampuan setiap anak malah dapat menimbulkan trauma pada anak.

Bila dalam kenyataannya orang tua menjumpai anaknya yang berusia 5 tahun belum dapat membaca, menulis, dan berhitung (calistung) maka sebagai orang tua tidak perlu panik. Pada usia 5 tahun anak tidak wajib harus menguasai calistung, sebagai gantinya cermati 3 hal penting berikut

Proses belajar anak tidak boleh di bawah tekanan

Berkembanganya zaman yang main pesat membuat para orang tua ‘terkesan’ menuntut anak-anak mereka juga memiliki keterampilan membaca sedini mungkin. Seolah-olah meskipun seorang anak sudah bisa berhitung, lancar membaca dan mengeja tetap menjadi sebuah keharusan dari orangtua. Alhasil orang tua akan menekan anak untuk belajar.

Padahal pada usia ini bila anak belum mampu calistung tidak apa-apa. Calistung akan diajarkan pada saat  anak memasuki  sekolah SD. Pembelajaran calistung tidak boleh diberikan dalam situasi penuh tekanan. Orang tua dan guru di sekolah harus sama-sama memahami potensi anak dan fokus pada kelebihannya tersebut dan jangan membandingkan dengan anak lain.

Pelajaran sosial skill untuk anak merupakan hal penting

Sebaliknya, bila anak belum mampu calistung tetapi keterampilan sosialnya berkembang dengan baik akan membuat anak memiliki hubungan sosial yang baik dengan teman sebaya. Manfaat dari keterampilan sosial yang kuat ini membuat anak terhidar dari stres. Terutama anak yang dititipkan di pusat penitipan anak.

Sebuah penelitian menyatakan bahwa anak yang mempunyai kemampuan berbagi, mendengarkan, bekerja sama, dan mengikuti aturan di usia 5 tahun lebih mudah diterima di perguruan tinggi serta mudah bekerja full time pada usia 25 tahun.

Keterampilan sosial atau social skill ini membuat anak lebih mudah bergaul dan menjalin persahabatan dengan teman sebayanya. Persahabatan pada masa kecil baik untuk kesehatan mental anak-anak.

Bahaya dari proses belajar pada anak yang penuh tekanan

Menurut Seto Mulyadi , atau yang akrab disapa Kak Seto, anak usia TK hanya diwajibkan untuk bermain. Pada tingkatan TK, anak-anak bisa diajarkan bersosialisasi, mengenal konsep kerjasama dengan teman, sopan santun, dan saling menghormati. Orang tua tidak perlu memaksakan anak-anaknya untuk belajar calistung bila memang anak belum menunjukkan minatnya secara serius.

Kak Seto juga menandaskan bahwa orang tua tidak perlu memaksakan tahap perkembangan anaknya sebab hal tersebut akan mengganggu perkembangan jiwanya. Hal yang terpenting adalah orang tua bisa bahagia dengan putra putri mereka yang ceria, dan tidak ada kekerasan atas nama pendidikan.

Belajar yang  penuh tekanan atau paksaan hasilnya akan kontra produktif dan hasilnya tidak akan sesuai dengan yang kita harapkan bersama. Peran orangtua penting untuk membimbing anak berkembang sesuai dengan tahapan usianya.

Demikianlah, keterampilan sosial lebih penting daridapa calistung  pada usia dini. Keterampilan sosial yang bagus akan berpengaruh pada kesuksesan pendidikan dan kariernya kelak.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan bagi pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*