JAKARTA, KalderaNews.com – Fakultas Teknik Universitas Brawijaya meraih beasiswa StuNed untuk pelatihan bertema “Managing Coastal and Pluvial Flood Risk in the Cities” yang diselenggarakan oleh UNESCO-IHE Institute for Water Education (IHE).
Pelatihan dibuka oleh Ishardita Pambudi Tama, Wakil Dekan Fakultas Teknik pada Senin, 15 November 2021 yang turut dihadiri secara daring oleh Peter van Tuijl, Direktur Nuffic Neso Indonesia sebagai pengelola beasiswa StuNed dan Prof. Chris Zevenbergen dari IHE.
Banjir berulang masih menjadi masalah yang sulit ditangani di banyak daerah di Indonesia, dengan tingkat risiko yang berbeda. Kurangnya data yang menyeluruh mengakibatkan lemahnya perencanaan perlindungan wilayah dari banjir, baik banjir akibat air pasang di pesisir maupun akibat curah hujan ekstrim.
BACA JUGA:
- DIKTI-LPDP-StuNed: Joint Scholarship for More Optimal Impact
- Selamat, 10 Mahasiswa Indonesia Menerima Beasiswa S2 Dikti-LPDP-StuNed 2021
- Jika Lamar StuNed 2021 Pilih Skema Co-funding Maka Peluang Dapat Beasiswanya Lebih Besar
“Pelatihan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dosen Universitas Brawiijaya beserta mitra kami, dalam pengkajian risiko bencana banjir. Diharapkan hasil kajian ini dapat mengurangi kerugian yang ditimbulkannya,” demikian sambutan Ishardita Pambudi Tama.
Pelatihan terbagi atas tiga tahapan, dimulai dengan penjabaran prinsip, teori dan praktik penilaian serta adaptasi risiko banjir di bulan November, kemudian dilanjutkan lima bulan studi kasus di daerah aliran sungai (DAS) Kemuning dan DAS Rejoso Pasuruan. Pada bulan Mei 2022 akan dilakukan lokakarya tentang penyempurnaan dan finalisasi aplikasi studi kasus.
Pengkajian masalah banjir merupakan kerja sama berbagai pihak. Dalam pelatihan ini, hal tersebut ditunjukkan dengan keikutsertaan staf Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, staf Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Pemprov Jatim, serta staf BUMN Jasa Tirta sebagai peserta pelatihan, yang nantinya akan sama-sama bekerja menyusun rencana pengelolaan risiko banjir.
IHE yang berkampus di kota Delft Belanda, merupakan lembaga internasional untuk pendidikan sektor perairan terbesar di dunia dan merupakan satu-satunya lembaga di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa. Chris Zevenbergen menyampaikan bahwa ini bukan pertama kalinya IHE bekerja sama di Indonesia untuk peningkatan kapasitas di bidang pengelolaan perairan, dan akan terus dikembangkan.
Belanda telah menerapkan pengelolaan air yang mumpuni, dan bahkan termasuk yang terbaik di dunia.
“Di pelatihan kali ini pemerintah Belanda mendukung pengembangan keilmuan pengelolaan air di Jawa Timur, setelah sebelumnya sudah bekerja sama dengan Jakarta dan Semarang,” ungkap Peter van Tuijl.
“Tidak hanya dalam bentuk pelatihan, pemerintah Belanda juga bekerja sama dengan Lembaga Pengembangan Dana Pendidikan untuk menyediakan beasiswa program master di bidang pengelolaan perairan.”
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply