JAKARTA, KalderaNews.com – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang saat ini berada dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menghadirkan teknologi InaCBT (Cable Based Tsunameter) yang akan memperkuat sistem peringatan dini tsunami Indonesia atau InaTEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System).
“Tantangan Indonesia tidak hanya tsunami yang diakibatkan fenomena tektonik atau kegempaan, namun juga tsunami non tektonik yang dipicu longsoran lereng gunung ke laut atau longsor lereng pantai,” ungkap Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Dwikorita Karnawati pada Selasa, 12 Oktober 2021.
Dwikorita meminta InaTEWS harus diperkuat karena sejak tahun 2013 terjadi tren peningkatan aktivitas gempabumi di Indonesia baik dalam jumlah maupun kekuatan.
BACA JUGA:
- Begini Cara Kerja EWS Radio Broadcaster dan Aplikasi SIRITA Hadang Potensi Tsunami
- Hingga Kini Belum Ada Sistem Peringatan Dini Tsunami Non Tektonik yang Handal dan Akurat
- Ngeri, Pantai Pacitan Berpotensi Diterjang Tsunami Setinggi 28 Meter Hanya dalam 29 Menit
Berdasarkan catatan BMKG, pada 2013 setidaknya terjadi gempabumi 4234 kali dan kejadian gempa secara berturut-turut meningkat menjadi 4434 kali pada Tahun 2014, 5299 kali pada Tahun 2015, 5464 kali pada Tahun 2016, dan 7169 kali pada Tahun 2017.
Akan tetapi aktivitas gempabumi melompat menjadi 11.920 kali pada tahun 2018, dan pada Tahun 2019 kejadian gempabumi masih diatas 11.000 yaitu 11.588 kali. Meski di tahun 2020 kejadian gempabumi menurun menjadi 8258 kali, namun jumlah tersebut masih diatas rata-rata kejadian gempabumi tahunan di Indonesia.
Dwikorita mengatakan kehadiran InaCBT akan semakin memperkuat sistem peringatan dini tsunami yang sudah ada, karena berperan sebagai perangkat deteksi percepatan gempabumi dan anomali tekanan air laut yang mengindikasikan terjadinya tsunami di lokasi-lokasi potensial sumber-sumber tsunami.
Menurut Dwikorita, InaCBT idealnya terintegrasi dalam jaringan observasi pendeteksian tsunami dalam system InaTEWS yang beroperasi saat ini, sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut untuk deteksi tsunami non-tektonik.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply