STOCKHOLM, KalderaNews.com – Penulis Tanzania, Abdulrazak Gurnah dianugerahi Hadiah Nobel Sastra 2021 pada Kamis, 7 Oktober 2021 untuk karya-karya yang mengeksplorasi warisan imperialisme pada individu-individu yang tercerabut.
Akademi Swedia mengatakan penghargaan itu sebagai pengakuan atas “penetrasi tanpa kompromi dan belas kasih dari efek kolonialisme dan nasib pengungsi di jurang antara budaya dan benua”
Lahir di Zanzibar pada tahun 1948 dan berbasis di Inggris, Gurnah adalah seorang profesor di University of Kent. Dia adalah penulis 10 novel, termasuk “Paradise,” yang terpilih untuk Booker Prize pada tahun 1994.
BACA JUGA:
- David Julius dan Ardem Patapoutian Gondol Hadiah Nobel Kedokteran 2021
- Manabe, Hasselmann, dan Parisi, Trio Pemenang Nobel Fisika 2021
- Benjamin List dan David W.C. MacMillan Sabet Hadiah Nobel Kimia 2021
Anders Olsson, Ketua Komite Nobel untuk sastra, menyebutnya “salah satu penulis pasca-kolonial paling terkemuka di dunia.”
Penghargaan bergengsi ini dilengkapi dengan medali emas dan uang senilai 10 juta Kronor Swedia (lebih dari $1,14 juta). Uang hadiah ini berasal dari warisan yang ditinggalkan oleh Alfred Nobel yang meninggal pada tahun 1895.
Penghargaan Nobel Sastra tahun lalu diberikan kepada Penyair Amerika Louise Glück atas apa yang para juri gambarkan sebagai “suara puitisnya yang tak salah lagi, yang dengan keindahannya membuat eksistensi individu menjadi universal.”
Glück adalah pilihan populer setelah tahun-tahun kontroversi sebelumnya. Pada 2018 lalu penghargaan ditunda setelah tuduhan pelecehan seksual mengguncang Akademi Swedia, badan rahasia yang memilih para pemenang. Pemberian Nobel Sastra 2019 pada Penulis Austria Peter Handke menimbulkan protes keras karena dukungannya yang kuat untuk Serbia selama perang Balkan tahun 1990-an.
Pemberian Nobel Sastra 2021 ini merupakan pekan penganugerahan dimana pada Senin lalu, Komite Nobel telah menganugerahkan nobel dalam fisiologi atau kedokteran kepada Ilmuwan Amerika David Julius dan Ardem Patapoutian atas penemuan mereka tentang bagaimana tubuh manusia merasakan suhu dan sentuhan.
Hadiah Nobel Fisika dianugerahkan pada Selasa kepada tiga ilmuwan yang menemukan keteraturan yang tampak tidak teratur, membantu menjelaskan dan memprediksi kekuatan alam yang kompleks, termasuk memperluas pemahaman kita tentang perubahan iklim.
Sementara itu, Benjamin List dan David W.C. MacMillan dinobatkan sebagai peraih Nobel Kimia pada Rabu karena menemukan cara yang lebih mudah dan lebih ramah lingkungan untuk membangun molekul yang dapat digunakan untuk membuat senyawa, termasuk obat-obatan dan pestisida.
Kini tinggal tersisa 2 nobel yang belum diumumkan yakni Nobel Perdamaian dan Nobel Ekonomi.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply