Jakarta dan Pantura Jawa akan Tenggelam? Ini Solusi dari Para Profesor Riset

Ilustrasi: Bangunan masjid di daerah Jakarta Utara yang terendam air laut. (KalderaNews.com/Ist.)
Ilustrasi: Bangunan masjid di daerah Jakarta Utara yang terendam air laut. (KalderaNews.com/Ist.)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Isu pemanasan global telah mengemuka di beberapa tahun terakhir. Akibat dari pemanasan global itu, dampak yang mengancam adalah tenggelamnya pesisir utara Jawa, termasuk Jakarta.

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko berkata bahwa riset dapat menjadi potensi solusi untuk menyelamatkan Pantura dan Jakarta dari laju penurunan permukaan lahan.

“Periset yang ahli di bidangnya dapat terus berkontribusi aktif untuk memberikan solusi dan pencerahan terhadap masalah yang dihadapi. Jadi tidak sekedar mengungkapkan masalah, tapi kita harus bisa menjadi problem solver,” ungkapnya dalam acara Prof Riset Talk BRIN bertajuk “Benarkah Jakarta dan Pantura akan Tenggelam?”

BACA JUGA:

Salah satu narasumber diskusi, Eddy Hermawan, Profesor Riset pada Pusat Riset Sains dan Teknologi Atmosfer-Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN, mengungkapkan isu tenggelamnya Jakarta sudah mengemuka sejak tahun 2008 jauh sebelum pernyataan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden beberapa waktu lalu.

“Penyataan Joe Biden bahwa Indonesia harus memindahkan ibukotanya, karena akan berada di bawah air tentu menjadi perhatian media massa,” ujarnya.

Eddy mengasumsikan terdapat tiga faktor utama tenggelamnya Jakarta, yaitu meningkatnya sea level rise (SLR), menurunnya land subsidance (LS), dan adanya faktor lokal (daerah rawa/dataran rendah).

“Langkah bijak yang harus dilakukan untuk menyikapi prediksi tenggelamnya Jakarta yaitu dengan menyiapkan skenario berbasis penggabungan SLR dan LS dengan berbagai kombinasi data SLR dan LS menggunakan teknik spasial-temporal analysis,” ujar Eddy.

Eddy juga mengingatkan beberapa daerah di Indonesia juga terancam tengggelam.

“Masyakarat harus seoptimal mungkin mencegah kerusakan lingkungan serta mempertimbangkan pembuatan bitting gesik dan hutan mangrove, karena telah terbukti cukup efektif dalam meredam laju masuknya rob ke daratan,” imbuh Eddy.

Sementara, Robert Delinom, Profesor Riset bidang Geoteknologi-Hidrologi Air Tanah BRIN mengungkapkan penyebab amblesan tanah di Jakarta disebabkan empat faktor yaitu kompaksi batuan, pengambilan air tanah secara berlebihan, pembeban bangunan dan aktivitas tektonik.

“Solusi untuk mencegah tenggelamnya Jakarta dalam periode jangka pendek dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar memahami masalah ini. Sedangkan jangka panjang dengan melakukan integrasi secara tuntas terkait penyelesaian masalah yaitu dengan kombinasi konsep mitigasi dan adaptasi yang tidak tumpang tindih, zero run off dan no land subsidence city, serta merubah pola pikir masyarakat,” ujar Delinom.

Delinom juga menyarankan perlunya upaya mitigasi dengan melakukan pembangunan “pertahanan” di garis pantai, pembangunan “pertahanan” di sungai dan bantarannya, membuat “tempat parkir” air dan mengantisipasi penyebab penurunan tanah.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*