E-Rice Detector: Pendeteksi Penyakit Padi dari HP Android, Canggih!

e-rice detector, UMM, penyakit padi
Aplikasi E-Rice Detector yang telah diujicobakan di empat kabupater di Jawa Timur buatan mahasiswa UMM. (KalderaNews/Ist)
Sharing for Empowerment

MALANG, KalderaNews.com – Indonesia merupakan negara agraris bukanlah isapan jempol. Buktinya, dalam kemerdekaan yang telah sampai usia 76 tahun, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menghasilkan inovasi kreatif untuk para petani.

Inovasi kreatif tersebut adalah memberikan solusi untuk permasalahan gagal panen yang kerap dihadapi petani. Solusi tersebut berupa aplikasi bernama E-Rice Detector yang bisa digunakan sebagai pemindai penyakit pada padi.

BACA JUGA:

Aplikasi tersebut dibuat dan dikembangkan lima mahasiswa UMM masing-masing adalah Ulfah Nur Oktaviana, Tiara Intana Sari, Naufaldi Izad Firmana, dan Ricky Hendrawan. Mereka berasal dari jurusan Informatika dan Alfian Dwi Khoirul Annas yang berasal dari jurusan Agroteknologi UMM.

Ulfah Nur Oktaviana selaku ketia tim menjelaskan bahwa aplikasi ini dapat mendeteksi dan mengklasifikasikan penyakit pada padi. Pengembanganaplikasi ini sendiri didukung dengan Deep Learning sistem berbasis Artificial Intelegence (AI). Aplikasi ini akan memudahan petani dalam mendeteksi penyait yang menjangkiti padi, sehingga petani bisa segera melakukan antisipasi pada lahan mereka agar tetap bisa panen.

“E-Rice Detector dilengkapi dengan sistem AI dengan metode Deep Learning. Dengan begitu, petani bisa mendeteksi adanya penyakit sehingga akan membantu mencegah terjadinya gagal panen,” paparnya.

E-Rice Detector yang diciptakan oleh lima mahasiswa UMM tersebut memiliki empat fitur unggulan, yakni: pindai penyakit padi yakni fitur utama yang disediakan hanya dengan mengambil gambar daun padi dan memilih tombol centang. Kemudian akan muncul hasil, klasifikasi, serta deteksi penyakitnya. Adapun pemindaian ini memiliki akurasi mencapai 97%.

Fitur kedua adalah pesan otomatis atau semacam chat bot yang memberikan informasi terkait penyakit padi, penjual pupuk, dan harga padi per kecamatan. Fitur selanjutnya adalah daftar penyakit yang menyediakan daftar dan informasi penyakit pada yang ada di setiap kecamatan. Selain itu terdapat pula fitur berita yang menyajikan berita dan informasi terkini dari para pakar pertanian.

“E-Rice Detector ini tidak hanya digunakan sebagai deteksi penyait. Lebih dari itu, kami juga menyediakan bantuan informasi dan berita mengenai pertanian,” tambah Ulfah saat menjelaskan fitur utama dalam aplikasi yang dibuatnya bersama tim.

Dalam rangka mematangkan fungsi dan fitur E-Rice Detector ini, timnya telah melakukan User Acceptance Test (UAT), yakni tahap uji coba aplikasi. Adapun aplikasi E-Rice Detector ini telah diujicoba di empat kabupaten yaitu Lamongan, Gresik, Nganjuk, dan Tulungagung dan mendapatkan respon positif dari pengguna. Masyarakat menyatakan senang dan merasa terbantu dengan adanya E-Rice Detector.

“Selain itu, kami juga telah melakukan uji coba blackbox untuk memastikan seluruh fitur telah bekerja sesuai dengan rencana yang diinginkan,” tandas Ulfah. Ulfah juga menambahkan bahwa proses perancangannya memakan waktu tiga bulan dan kini sudah siap didaftarkan di Play Store.

Ulfah dan timnya berharap aplikasi ini mampu menyelesaikan masalah kerugian pertanian karena penyakit. Selian itu dapat menjadi langkah baru revolusi industri di dunia pertanian. Menurut mereka, perkembangan teknologi seharusnya bisa digunakan untuk membantu pertanian dan mempermudah informasi dari pemerintah kepada petani.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*