SURABAYA, KalderaNews.com– Sebanyak 213 sekolah negeri dan swasta di Kota Surabaya sudah menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas sejak beberapa waktu lalu.
213 sekolah itu terdiri dari 112 Sekolah Dasar (SD) dan 101 Sekolah Menengah Pertama (SMP). Mereka menggelar PTM terbatas setelah lolos asesmen dan sudah menggelar simulasi PTM.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Supomo menjelaskan bahwa awalnya PTM terbatas dilakukan untuk jenjang SMP mulai 6 September 2021. Seminggu kemudian, PTM jenjang SMP bertambah. Selanjutnya, mulai 20 September 2021, PTM terbatas mulai dilakukan pada jenjang SD.
BACA JUGA:
- Tak Diizinkan Wali Murid, Persentase PTM Terbatas di Surabaya Masih Sangat Kecil
- Klaster Baru Covid-19 PTM Terbatas Terbanyak Ada di Jatim, 2.507 Siswa Terkonfirmasi Positif
- Kasih Beasiswa Anak MBR di Kala Pandemi, Pemkot Surabaya Gandeng 27 Perusahaan
Supomo memastikan bahwa pelaksanaan PTM itu dilakukan dengan menerapakan protokol kesehatan yang ketat dan tidak mau berburu-buru membuka PTM sebelum lolos asesmen. Sebab, dia tidak ingin PTM itu menimbulkan klaster baru di Kota Surabaya.
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, Dinspendik menugaskan tim satgas mandiri sekolah beserta Kepala Sekolah untuk selalu melakukan pemantauan dan pengamatan kepada siapapun yang masuk dan ada di sekolah.
“Kalau ada tanda-tanda tidak sehat, maka pihak sekolah wajib melakukan tindakan-tindakan dan meminta yang bersangkutan tidak beraktivitas di sekolah. Jadi, kalau dia guru bisa mengajar online dari rumah, dan kalau siswa kita minta untuk mengikuti daring dari rumahnya,” kata dia.
“Namun, kadang masih ada siswa yang maskernya melorot, sehingga langsung diingatkan oleh satgas mandiri. Jadi, terkadang siswa itu lupa, sehingga kami ingatkan. Yang lain alhamdulillah sudah sesuai prokes,” pungkasnya.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply