JAKARTA, KalderaNews.com – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, riset dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, menyeru pada Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) untuk turut aktif mencapai Kampus Merdeka, Merdeka Belajar. Nadiem juga berjanji menyelesaikan masalah dan kendala yang dialami mahasiswa saat mengikuti program tersebut.
“Ayo kita bikin program, ayo jalan bersama. Kita kerjanya barengan, bikin program yang tangible bersama untuk mencapai Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar,” ajak Nadiem dalam sebuah pertemuan dengan pengurus BEM dan perwakilan organisasi mahasiswa (ormawa).
BACA JUGA:
- Nadiem Sebut 6 Target Profil Kompetensi PAUD-PT Ini Bisa Bikin Sukses dalam Hidup
- Selamat! Nadiem Makarin Mengumumkan Kelulusan 2.395 Guru Penggerak
- Mendikbudristek Nadiem Curhat Jadi Menteri di Tengah Pandemi Itu Sulit dan Banyak Stres
Dalam pertemuan yang diselenggarakan di kantor Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Senayan tersebut, Nadiem menjelaskan dua hal utama yang ingin diwujudkan kementerian yang dipimpinnya yakni membuat seolah dan perguruan tinggi itu menjadi tempat yang menyenangkan dan relevam.
Saat ini pemerintah tengah berupaya meningkatkan level partisipasi dan relevansi institusi pendidikan dari jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga pendidikan tinggi. Upaya ini membutuhkan kejelasan target.
Targetnya tersebut adalah profi pelajar Pancasila yang beriman dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, kreativitas, kemandirian, bernalar kritis, gotong royong, dan memiliki kompetensi.
Saat ini, mantan bos Gojek itu tengah menekankan upaya penghapusan tiga “dosa besar” di dunia pendidikan, yaitu intoleransi, perundungan serta pelecehan dan kekerasan seksual. “Kekerasan seksual menjadi fokus yang sangat penting bagi kami, dan kami akan mengeluarkan terobosan dalam aktu depan yang akan berdampak besar kepada perguruan tinggi,” ungkapnya.
Menurutnya, ia sudah tidak punya toleransi lagi untuk hal-hal seperti ini. Nantinya mahasisa dapat terlibat dan menjadi penggerak di dalam proses monitoring dan pelaporan terhadap kasus-kasus pelecehan dan kekerasan seksual yang terjadi di kampus.
Perwakilan organisasi mahasiswa (ormawa) yang hadir antara lain adalah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI). Selain itu ormawa Ikatam Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), HImpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (Hikmahbudhi) juga hadir dalam kegiatan yang berlangsung Jumat, 17 September 2021 tersebut.
Selain ormawa, hadir pula Ikatan Mahasiswa Keguruan dan Ilmu Pendidikan se-Indonesia (IMAKIPSI), BEM Nusantara, BEM Republik Indonesia (BEM RI), BEM Seluruh Indonesia (BEM SI), dan BEM Pesantren.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply