JAKARTA, KalderaNews.com – Menciptakan suasana bahagia selama di rumah untuk anak selama pandemi tentu dapat dilakukan oleh orang tua dengan menyediakan permainan.
Namun, seperti apakah permainan yang tepat bagi anak? Apakah harus sesuai dengan kebutuhan atau fase tumbuh kembangnya?
BACA JUGA:
- Sekolah Cikal Cilandak Gelar Vaksinasi kepada Murid, Siap Jadi Sentra Vaksinasi Anak
- Inilah Pesan Penuh Makna dari Perayaan Hari Raya Trisuci Waisak di Sekolah Cikal
- Optimalkan Keterampilan Hidup Anak dengan Kebutuhan Khusus, Pendidikan Inklusi Cikal Dimulai Sejak Usia Dini!
Salah satu pendidik Paud Rumah Main Cikal, Sheira Shafira menuturkan 3 tip memilih permainan yang tepat bagi anak selama di rumah.
1). Ketahui Kebutuhan Belajar Anak
Pertama, orang tua harus dapat mengenali kebutuhan anak di usianya. Langkah pertama yang dapat dilakukan yaitu memperhatikan terlebih dahulu kebutuhan belajar anak di rumah, misalnya apakah kebutuhan gerak anak lebih banyak dilakukan? Jika ya, maka dapat mencari pilihan permainan yang mendukung kebutuhannya yakni kegiatan motorik kasar, misalnya lompat-lompat dahulu, atau olahraga dulu. Jadi, ketika kelas dimulai bisa fokus untuk belajar.
Terkait penggunaan gawai yang kini menjadi kebutuhan anak saat belajar daring, ia menjelaskan bahwa selama penggunaannya bijak dengan pendampingan dan kesepakatan yang ditentukan antara anak dan orang tua, efek negatif pun dapat dihindari.
“Penggunaan gawai tidak selalu negatif selama penggunaannya dilakukan secara bijak dan dikendalikan. Jika dikaitkan dengan kebutuhan anak, apabila anaknya sedang tertarik dengan role modelling, maka berikan tontonan yang dapat mengasah anak untuk menambah kosakatanya dengan bahasa yang disesuaikan di rumah, baik bahasa Indonesia, atau bahasa Inggris” ucap Sheira.
2). Sesuaikan dengan Fase Tumbuh Kembang
Selain memetakan kebutuhan anak, Sheira juga menyatakan pentingnya memilih permainan sesuai dengan fase tumbuh kembang anak.
“Sebaiknya orang tua dapat juga melihat ke tahap perkembangan anak, mencakup apa yang tengah berkembang di usia tersebut, dan dari sana orang tua dapat menyesuaikan dengan mainan yang dibutuhkan,” tuturnya.
Ia pun menjelaskan salah satu ilustrasi pemilihan permainan sesuai fase tumbuh kembang anak dan manfaat dari upaya memberikan pilihan permainan di fase tumbuh kembangnya dengan tetap memperhatikan ikon permainan sesuai kebutuhan dan usia anak.
“Apabila anak berada di fase usia 3-4 tahun dan memasuki tahap pra menulis maka alangkah baiknya memilih pilih mainan yang melatih sensoriknya, dan motorik halusnya. Ajak anak untuk memilih permainannya sendiri, ketika anak sudah memilih, hal itu dapat melatih anak untuk belajar mengambil keputusan, mengeluarkan pendapat, dan mengeluarkan keinginan,” tambahnya.
3). Ubah Tantangan Saat Usia Bertambah
Semakin anak bertambah usia setiap tahunnya, orang tua tidak harus mengganti permainan anak dengan yang baru, melainkan mengganti tantangan permainan yang diberikan dengan permainan lama.
“Untuk permainan, orang tua tidak harus beli setiap tahunnya. Meskipun, apabila memang diperlukan, silakan. Namun, jika tidak, anak tetap bisa bermain permainan lamanya dengan catatan, mengganti tantangannya. Misalnya, mainan bunyi saat usia bayi yang digunakan melatih pendengaran, kini dapat disembunyikan untuk anak cari untuk melatih keinginan eksplorasi anak. Berbeda usia, berbeda pula tantangan yang dihadapi anak dalam permainan,” tutup Sheira.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan share pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply