SUMBA TENGAH, KalderaNews.com – Pada Agustus 2020 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, mengumumkan Kepmendikbud Nomor 719/P/2020 mengenai kurikulum khusus untuk digunakan selama belajar dari rumah karena pandemi Covid-19. Kurikulum berfokus pada kompetensi dasar.
Dalam kemitran antara pemerintah Indonesia dan Australia, melalui Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) mendistribusikan sekitar 167.000 modul literasi dan numerasi kepada orangtua di beberapa provinsi di Indonesia, salah satunya di Nusa Tenggara Timur. Modul ini bertujuan untuk memperkuat kemampuan orang tua dalam membantu anak-anak selama belajar dari rumah.
Salah satu yang merasakan manfaat dari modul ini adalah Rosfina Mendes. Ia adalah seorang ibu rumah tangga dengan anak yang kini duduk di kelas 3, SD Katolik Waimamongu, Kabupaten Sumba Tengah. Sejak pandemi, ia memiliki tugas baru mendampingi anaknya belajar. Selain tidak biasa, ia tidak memiliki cukup waktu untuk melakukannya.
BACA JUGA:
- Pakar Linguistik: Selama Belajar Daring Kemampuan Siswa Menurun
- 4 Kiat Cerdas Mendorong Siswa untuk Nyalakan Kamera Saat Belajar Daring
- Penting, 4 Kiat untuk Tanggapi Masukan dan Saran Siswa Selama Belajar Daring
“Saya hanya bisa di malam hari karena harus kerja di siang hari,” katanya.
Sebagai ibu rumah tangga, dirinya memiliki pekerjaan harian di rumah dan bekerja bersama suaminya di ladang sebagai petani. Sejak pandemic, ia meluangkan waktu sekitar 1,5 jam di malam hari untuk membantu anaknya belajar.
Rosfina hanya lulusan SMP, ia memahami kapasitasnya tidak dapat disamakan dengan orang tua lulusan perguruan tinggi. Beruntung, ia cukup mampu menggunakan internet sehingga bisa membantu anaknya mencari jawaban soal-soal yang tidak diketahuinya.
“Tapi saya tetap berusaha agar anak saya memahami materi pelajaran. Saat mengerjakan tugas, saya tidak langsung memberi jawaban tapi memberi contoh dan mengarahkan sehingga ia temukan jawabannya sendiri,” ungkapnya.
Manfaat Modul
Rosfina mengaku modul ini membuat pendampingan anak di rumah menjadi lebih mudah. Di dalam modul ini sudah diatur sedemikian rupa sehingga mudah diikuti
Menjalani peran baru sebagai “guru” saat pembelajaran daring bukan perkara mudah. Juga bagi Rosfina, pengawasan aktif orangtua menjadi kebutuhan dalam memantau perkembangan pembelajaran anak-anak.
Situasi di Sumba, Nusa Tenggara Timur memang memerlukan modul belajar seperti yang disebarkan INOVASI. Di wilayah ini, umumnya orang tua tidak terbiasa mendampingi anaknya belajar selepas sekolah. Begitu juga anak-anak yang juga tidak terbiasa belajar didampingi orangtua.
Monica Anitya D berpandangan senada. Ia adalah orangtua dari siswa kelas 1 di SD Negeri Waihibur. Modul Kurikulum Khusus untuk orangtua membantunya untuk mendampingi sang buah hati.
“Menarik sekali ya karena baru kali ini ada modul pendampingan pembelajaran yang disediakan khusus untuk orang tua. Gambar-gambarnya bagus. Begitu juga dengan cerita-cerita yang ada di dalamnya,” ungkapnya.
SD Negeri Waihibur dan SD Katolik Waimamongu adalah dua di antara delapan sekolah yang menjadi sasaran implementasi modul Kurikulum Khusus di Kabupaten Sumba Tengah. Dengan modul ini, orangtua diharapkan lebih optimal dalam membimbing anak mereka
Program INOVASI juga memberi penjelasan mengenai cara pemanfaatan modul tersebut. Seminar singkat diadakan di masing-masing sekolah. Beberapa orang tua masih memiliki tantangan dalam menggunakan modul karena tingkat kemampuan literasi yang tergolong rendah. Secara keseluruhan, Program INOVASI dilaksanakan di empat provinsi di Indonesia. program ini bertujuan untuk meningkatkan hasil pembelajaran siswa.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply