JAKARTA, KalderaNews.com – Hari Koperasi Nasional atau Harkopnas diperingati setiap 12 Juli. Tahun ini, merupakan Harkopnas yang ke-74. Tema yang diangkat adalah “Transformasi Digital Koperasi Menuju Bisnis Modern yang Kuat dan Bermartabat” dengan tagline “Digitalisasi Menuju Koperasi Modern”.
Harkopnas tahun ini akan digelar di Surabaya, Jawa Timur sebagai tuan rumah. Tapi, karena lonjakan kasus Covid-19, semua kegiatan perayaan Harkopnas digelar secara virtual.
BACA JUGA:
- Catat, Inilah Kunci Bertahan Bisnis Menurut Kementerian Koperasi dan UKM di Tengah Pandemi Covid-19!
- 3 Langkah Awal Buat Branding UMKM Bagi Pemula
- Perjuangan UMKM untuk Raih Kemerdekaan Berbisnis
Sejarah koperasi di Indonesia
Seperti dikutip dari laman resmi Dewan Koperasi Indonesia, kehadiran koperasi di Indonesia diawali pada tahun 1886, tepatnya 16 Desember 1886.
Kala itu, R. Aria Wiraatmadja, Patih di Purwokerto, mendirikan Hulp en Spaarbank, sebuah lembaga dengan model koperasi kredit Reiffeisen yang dimaksudkan untuk menolong kaum priyai dari lintah darat. Selain itu, Raden Bei Aria Wirjaatmadja juga merintis De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank Der Inladsche Hoofden yang merupakan cikal-bakal Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Sejak itu, koperasi mulai digiatkan dan ditempatkan sebagai bagian dari pelaksanaan politik etis.
Perkembangan koperasi sebagai gerakan rakyat mulai muncul tahun 1908. Gerakan yang dimotori Boedi Oetomo itu ditandai dengan pendirian koperasi rumah tangga.
Pada 1913, Syarikat Dagang Islam membangkitkan kehidupan berkoperasi di kalangan pedagang dan pengusaha tekstil. Dan pada 1927, kelompok Studie Club (Persatuan Bangsa Indonesia) membangkitkan gerakan koperasi sebagai wahana pendidikan ekonomi rakyat dan nasionalisme kebangsaan.
Di masa pasca kemerdekaan, koperasi kian berkembang pesat hingga sekarang. Bahkan, pemerintah membentuk departemen khusus untuk menangani koperasi di Tanah Air.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply