Diterima di Harvard Demi Keinginan Mama, Mikha Tambayong Justru Sedih, Ini Kisahnya

Mikha Tambayong (KalderaNews/*@mikhatambayong)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Diterima di kampus idaman merupakan impian banyak pelajar. Tidak terkecuali jajaran selebritas dan kaum dunia entertain nusantara. Salah satunya adalah Mikha Tambayong. Namun, tidak sepenuhnya bahagia, artis muda ini justru merasa sedih. Wah!

Melanjutkan kuliah hingga S-2 merupakan salah satu keinginan mendiang mama dari Mikha Tambayong. Dulu sebelum meninggal mamanya sempat berpesan untuk segera mencari kampus untuk melanjutkan S-2. Akhirnya Mikha Tambayong diterima di S-2 Harvard, Amerika Serikat.

BACA JUGA:

Namun, diterima di Harvard ini membuatnya sedikit sedih. Sebab ia telah memimpikan dapat menempuh pendidikan di negara Paman Sam itu, ternyata perkuliahan diselenggarakan secara daring karena pandemi Covid-19.

Mikha menyatakan kesedihan melalui pernyataannya, “Engga bisa berangkat karena pandemi. Jadi aku sebenarnya cuma ngambil International class aja. Karena engga berangkat, semua online. Agak sedih karena kita kan mau ambil experience-nya ke sana. Ya, sudahlah, it’s okay.”

Belajar secara daring ternyata tidak menyurutkan semangat Mikha untuk menuntut ilmu. Terbukti dengan ia sekarang sedang mengerjakan tesis sebagai salah syarat kelulusan.

Kesedihan yang kedua ternyata adalah Mikha Tambayong belum sepenuhnya menerima kepergian mamanya pada Minggu, 3 Maret 2019. Bahkan ia mengaku masih sering menangis ketika teringat sang ibu, Deva Sheila Malaiholo. “Jujur, ya. Aku kayaknya sampai detik ini masih setiap hari pasti masih ada aja rasa sedih gitu, apalagi kayak bangun tidur biasanya, kan lihat mamaku,” paparnya dalam sebuah kanal YouTube.

“Tapi waktu itu akhirnya aku bangkit, karena aku ngerasa kayak, ya sudah, she doesn’t want me to be sad pasti. Pasti mamaku pengennya lihat aku senang, berhasil jadi apa yang dia mau gitu. Jadi, ya sudah,” tambah Mikha.

Kepergian sang ibu rupanya membawa banyak perubahan dalam diri artis muda berdarah Minahasa itu. Salah satunya adalah berubah menjadi dewasa dan lebih mandiri. “Dipaksa untuk dewasa langsung. Ya sudah engga ada yang ngurus, jadi aku harus take care my dad juga karena kita berdua doang. Jadi aku take over. Aku berubah, jadi punya sense responsibility, sudah jauh berubah sampai sekarang,” demikian imbuhnya.

Selain melanjutkan kuliah di jenjang magister keinginan sang Mama yang lain adalah Mikha harus mempunyai bisnis. Untuk mewujudkan keinginan mendiang mamanya itu, sekarang ia tengah menjalani bisnis beauty lab dan membangun law firm bersama beberapa temannya.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan share pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*