SUMBA TIMUR, KalderaNews.com – Roslinda, seorang remaja asal Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), dinobatkan sebagai Tokoh Anak Inspiratif yang Peduli Terhadap Perlindungan Anak. Penghargaan ini diberikan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Sejak 2017, Roslina secara aktif terlibat dalam berbagai kegiatan di forum anak. Ia menyuarakan hak-hak anak di desanya. Ia bahkan mewakili anak Indonesia untuk bersuara di forum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
“Terima kasih untuk semua pihak yang telah mendukung saya. Penghargaan ini akan menjadi motivasi bagi saya dan teman-teman saya, untuk terus bersemangat mengampanyekan penghapusan kekerasan pada anak,” kata Roslinda Senin 26 Juli 2021.
BACA JUGA:
- Program Sekolah Perempuan Uhamka Hadir untuk Pengarusutamaan Gender dan Perlindungan Anak di Indonesia
- Heboh, Komnas Perlindungan Anak Larang Kata “Anjay”, Begini Penjelasannya
- Jens Reisc Prihatin Perlindungan untuk Dana Pendidikan Anak Masih Minim
Selama ini, Roslinda aktif dalam Forum Anak Desa yang diinisiasi Wahana Visi Indonesia. Oslin, panggilannya, adalah anak keempat dari lima bersaudara. dari Sumba Timur. Langkahnya menyuarakan perlindungan anak dimulai ketika dia pertama kali aktif dalam Forum Anak Desa, yang merupakan wadah bagi anak-anak di desa untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan kebijakan oleh pemerintah daerah. Wahana Visi Indonesia kini mendorong pemerintah desa membuat Peraturan Desa tentang perlindungan anak.
Dari forum ini, Oslin semakin aktif dan terus mengajak teman-temannya berani bersuara. Mereka mendorong adanya perlindungan anak dan penerbitan akta kelahiran untuk anak-anak di desanya.
Di awal perjuangannya, hanya 20 persen anak saja yang memiliki akta kelahiran. Di kampung Oslin, untuk membuat akta anak atau orangtua harus ke Kota Waingapu. Inilah sebabnya tidak semua orang tua memiliki waktu maupun sumber daya untuk melakukannya. Ketiadaan akta kelahiran menjadi persoalan ketika seorang anak ingin melanjutkan Pendidikan di bangku SMA.
Kini, seluruh anak di desa Oslin telah memiliki akta kelahiran. Tak berhenti, ia dan anak-anak lain terus menyuarakan pentingnya perlindungan anak.
Sekian lama berjuang, Oslin terpilih mewakili anak-anak Indonesia di markas PBB pada 9-18 Juli 2019. Ia terlibat dalam United Nations High Level Political Forum (HLPF). Tahun 2020, tepatnya pada 8 Oktober, remaja 16 tahun itu kembali terpilih untuk menyampaikan suara anak rentan yang terdampak Covid-19 di Indonesia. Ia berbicara kepada para perwakilan negara-negara di PBB (UN Member States) secara virtual.
Beberapa waktu lalu, Oslin menerima anugerah dari KPAI. Anugerah ini merupakan bentuk apresiasi kepada setiap pihak yang turut berkomitmen dalam upaya perlindungan anak.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply