Asal Muasal Hari Raya Idul Adha, Berawal dari Kisah Ketaatan

Sharing for Empowerment

Nabi Ismail pun bersedia mengikuti apa yang diperintahkan Allah. Ia meminta ayahnya untuk melaksanakan apa yang diperintahkan Allah. “Wahai ayahku! Laksanakanlah apa yang telah diperintahkan oleh Allah kepadamu. Engkau akan menemuiku Insya Allah sebagai seorang yang sabar dan patuh kepada perintah Allah.” (QS. Ash-Shaffat:102)

Mendengar kesediaan sang anak, Nabi Ibrahim lantas menangis. Ia dengan ikhlas dan melaksanakan peintah Allah. Namun ketika hendak dilaksanakan, Allah membolehkannya menggantinya dengan binatang domba.

Kisah ini menjadi bukti Nabi Ibrahim berhasil melewati ujian iman. Domba yang menjadi pengganti Nabi Ismail ini lah yang menjadi muasal ibadah qurban di hari raya Idul Adha.

Hukum melaksanakan qurban itu sendiri wajib bagi Muslim yang mampu. Surat Al-Kautsar ayat 1-2 mengatakan, “Sesungguhnya Kami telah memberikan nikmat yang banyak. Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu dan berqurbanlah.”

Di Indonensia, kurban biasanya berupa kambing atau sapi, kambing, dan domba namun di negara-negara Arab, kurban juga biasa berupa unta. Tidak semua hewean itu bisa dikurbankan. Agar memenuhi syarat, hewan itu harus berusia dua tahun untuk sapi atau sudah masuk tahun ke-3. Untuk domba dan kambing, usianya harus tak kurang dari satu tahun. Sedangkan untuk unta, harus berusia di atas 5 tahun.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*