SURABAYA, KalderaNews.com – Terdapat sekitar delapan fakultas kedokteran dari berbagai perguruan tinggi dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) untuk siap membantu Pemerintah Kota Surabaya dalam menyiapkan rekrutmen relawan tenaga kesehatan (nakes).
Langkah ini diambil untuk membantu pemerintah membantu penanganan Covid-19 di kota Pahlawan. Hal ini seperti yang disampaikan Armuji, Wakil Wali Kota Surabaya pada Jumat, 16 Juli 2021, “Dukungan dari berbagai Fakultas Kedokteran dan Stikes Surabaya adalah energi baru bagi Pemkot Surabaya dalam menghadapi Covid-19.”
BACA JUGA:
- Universitas `Aisyiyah Yogyakarta (Unisa) Kirim Relawan untuk Membantu RS dr. Sardjito
- Yuk Jadi Relawan Covid-19 Bersama Unika Atma Jaya Jakarta!
- Sebanyak 200 Relawan Mahasiswa Terjun ke Wisma Atlet
Lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi hingga pertengahan Juli 2021 ini diiringi dengan tingginya angka kematian tenaga kesehatan. Angka kematian nakes pada bulan ini lebih tinggi disbanding dengan bulan-bulan sebelumnya sejak pandemi 2020.
Tercatat dari LaporCovid-19, koalisi warga untuk keterbukaan data, laporan, kajian, dan advokasi terkait Covid-19, sejak Maret 2020 hingga 16 Juli 2021 terdapat 1.299 tenaga kesehatan yang meninggal dunia.
Rincian dari 1.299 tenaga kesehatan itu adalah 491 dokter, 223 bidan, 11 apoteker, 410 perawat, 5 sanitarian, 3 tenaga farmasi, 46 dokter gigi, 3 petugas ambulans, 8 radiolog, 3 terapis gigi, 2 epidemiolog,, 1 fisikawan medis, 1 entomolog, 34 ahli tenologi laboratorium medis, 3 elektromedik, dan 55 lain-lain. Dari distribusi angka kematian berdasarkan bulan menunjukkan angka tertinggi pada Juli 2021.
Menyikapi hal tersebut, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Surabaya mengusulkan adanya relawan nakes. Hal ini diusulkan karena terdapat 270 dokter di Surabaya terpapar Covid-19. Armuji menerima berbagai masukan dari para dekan fakultas kedokteran untuk mematangkan rekrutmen relawan medis, mulai dari perencanaan, pemetaan, hingga pelaksanaan.
Sejumlah fakultas kedokteran yang siap membantu diantaranya adalah FK Universitas Airlangga, Universitas Ciputra, UNUSA, Universitas Muhammadiyah, Universitas Wijaya Kusuma, Universitas Hang Tuang, Universitas Widya Mandala, dan Universitas Surabaya. Selain itu juga ada dari Stikes Yayasan RS. Dr. Soetomo dan Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Armuji juga mengatakan bahwa pemerintah pusat nantinya akan mengatur bagi dokter yang sudah lulus uji kompetensi mahasiswa program profesi dokter yang menjadi relawn agar bidsa dihitung menjadi bagian dari internship, seperti pernyataannya, “Tentu pemerintah kota akan meyiapkan yang menjadi baian kewenangan daerah.”
Armuji memerintahkan Dinas Kesehatan Bagian Hukum dan Bagian Kerja Sama Pemerintah Kota Surabaya untuk merumuskan pemetaan kebutuhan tenaga kesehatan untuk mendukung beroperasinya berbagai rumah sakit darurat di Surabaya.
Pemerinta Kota Surabaya telah mengambil berbagai terobosan untuk menekan angka infeksi dan meningkatkan kesembuhan pasien Covid-19. Antara lain, membuka Rumah Sakit Darurat Lapangan Tembak, operasional puskesmas 24 jam, vaksinasi berbagai segmen masyarakat dan pengetatan implementasi protokol kesehatan.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply