JAKARTA, KalderaNews.com – Hasil penelitian program Research on Improving System of Education (RISE) menemukan bahwa tidak ada temuan kuat adanya penurunan kemampuan belajar di Bukittinggi, Sumatra Barat. Kok bisa ya?
Dari penelitian tersebut diketahui bahwa mayoritas siswa di Bukittinggi didampingi orang tua selama belajar dari rumah, bahkan ini berlangsung sebelum pandemi melanda negeri ini.
BACA JUGA:
- Orangtua Kerja di Kantor, Anak Belajar Online di Rumah, Ini yang Harus Dilakukan
- Ini Pengakuan Jujur Peserta Didik dan Orangtua TKK PENABUR Selama PJJ 2021
- Begini Contoh Praktik Baik PTM Terbatas di Aljbar Islamic School Jakarta
Delbert Lim, peneliti RISE mengatakan, keterlibatan orang tua punya andil besar mengurangi dampak penutupan sekolah akibat pandemi.
“Sementara untuk orang tua yang tidak mendampingi anaknya, 30 persen mengatakan karena mereka tidak memiliki kemampuan mendampingi,” ujar Delbert.
Penelitian ini merupakan kerja sama Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbudristek), bersama The SMERU Research Institute melalui program RISE.
Mayoritas siswa di Bukittinggi, kata Delbert, juga menunjukkan peningkatan hasil pembelajaran keseluruhan selama pandemi. Tak ada perbedaan dalam skala peningkatan antara siswa dengan latar belakang pendidikan orang tua yang berbeda.
“Namun, hasil pembelajaran siswa dengan orang tua yang berpendidikan lebih rendah tetap di bawah siswa dengan orang tua berpendidikan tinggi,” papar Delbert.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Iwan Syahril, mengapresiasi riset ini. Hasil penelitian ini menunjukkan resiliensi atau ketangguhan Indonesia.
“Tapi kita harus melihat semua ini sebagai ekosistem. Budaya masyarakat itu satu faktor. Tapi, jika peran kepemimpinan daerah tidak baik, itu mungkin tidak terjadi. Tantangan ini adalah kesempatan berinovasi, dan ada peran kepemimpinan yang dibutuhkan,” tegas Dirjen Iwan.
Senada dengan Dirjen Iwan, Kabalitbang dan Perbukuan Anindito mengatakan, “Praktik baik yang terjadi di Bukittinggi bisa menjadi sumber energi dan inspirasi untuk mereplikasinya secara lebih luas, terutama sebagai pesan optimis di tengah situasi sulit saat ini.”
Hasil penelitian tersebut akan menjadi masukan bagi pengambil kebijakan pendidikan guna meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran di Indonesia.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan, “Penyusunan kebijakan memerlukan langkah-langkah kerja logis dan strategis, salah satunya melalui riset. Peran riset sangat penting sebagai landasan penyusunan kebijakan publik yang bisa menjawab kebutuhan masyarakat dan membantu menyiapkan diri untuk tantangan masa depan.”
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply