SHIGA, JEPANG, KalderaNews.com – Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi, didampingi Konsulat Jenderal RI di Osaka, Diana E.S. Sutikno, Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Yusli Wardiatno, Koordinator Fungsi Politik Andi Ardiansyah mengunjungi lokasi industri tempe yang dikembangkan warga asal Indonesia, Rustono.
Produksi tempe tersebut dikembangkan Rustono secara otodidak di Shiga, daerah terpencil di Jepang.
BACA JUGA:
- Peran Besar Tempe di Tengah Pandemi, Begini Kata Dosen Unika Atma Jaya
- Begini Keseruan Siswa-siswi Chicago Belajar Bikin Tempe
- Mahasiswa Asing Belajar Buat Tempe Mendoan
Dubes Heri mengagumi kerja keras Rustono yang telah membuat tempe Indonesia mendunia. “Saya meminta agar kualitas dan kuantitas tempe dipertahankan. KBRI akan terus mendukung upaya-upaya promosi agar tempe menjadi makanan yang disukai masyarakat Jepang dan menjadi kebutuhan pangan sehari-hari,” harap Dubes Heri.
“Di Indonesia, kita memiliki tempe yang bergizi tinggi. Jadi, promosi nilai dan manfaat tempe bagi kesehatan harus terus dilakukan agar menjadi makanan yang dicari dan dibutuhkan masyarakat Jepang,” imbuhnya.
Rustono berkisah, walau Shiga terpencil, dirinya memilih lokasi ini karena ketersediaan air bersih yang kualitasnya mendukung proses produksi tempe. “Industri tempe yang saya kembangkan berbahan kedelai non-GMO atau Non-Genetically Modified Organism,” kata Rustono.
GMO merupakan teknik modifikasi DNA organisme lewat rekayasa genetika. “Kapasitas produksi kami maksimal 10 ribu tempe per siklus,” tambah Rustono.
Rustono juga berupaya memperkuat jaringan dan meningkatkan pengetahuan dengan menjadi anggota Tempe Society of Japan.
“Komunitas ini senantiasa mengadakan pertemuan ilmiah tahunan dan menghasilkan publikasi Journal of the Tempe Society of Japan,” papar Rustono.
Ia juga banyak mengenal anggota Forum Tempe Indonesia. Tidak hanya di Jepang, Rustono pun mengembangkan industri tempe di Meksiko. “Tempe yang dijual di Meksiko, kami berikan kutipan ‘Hadiah Indonesia untuk Dunia’,” pungkas Rustono.
Sementara, Atdikbud Yusli Wardiatno mengatakan, “Promosi tempe sebagai pangan asal Indonesia menjadi sangat strategis, mengingat tempe merupakan warisan budaya nasional. Oleh Forum Tempe Indonesia (FTI), Pergizi Pangan Indonesia dan Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) diusulkan menjadi warisan budaya dunia di UNESCO,” terang Yusli.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply