JAKARTA, KalderaNews.com – Meningkatnya jumlah tontonan yang tidak terbendung merupakan tantangan tersendiri bagi Lembaga Sensor Film. Tidak hanya itu, Universitas Multimedia Nasional yang peduli dengan tontonan positif bagi masyarakat juga ikut bereaksi.
Sensor mandiri merupakan solusi yang dipilih oleh Universitas Multimedia Nasional sekaligus untuk turut serta dalam program merdeka belajar. Untuk hal ini UMN, kependekan dari Universitas Multimedia Nasional, bekerja sama dengan Lembaga Sensor Film Republik Indonesia (LSF RI).
BACA JUGA:
- UMN Kini Miliki Pusat Pelatihan Tenaga Ahli Bidang Revolusi Industri 4.0 dari Hibah 11,4 Miliar KOICA
- Mahasiswa UMN Lintas Prodi Raih Hibah Wirausaha, Solusi Untuk Limbah Lilin
- Dosen UMN: Manfaatkan Media Sosial untuk Membangun Citra Positif Perguruan Tinggi
Kerja sama ini dilakukan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) oleh Ketua Program Studi Film UMN, Kus Sudarsono, dan Ketua LSF RI, Romy Fibri Hardiyanto. Proses kerja sama ini dilakukan secara daring melalui aplikasi Zoom pada Sabtu, 5 Juni 2021, dan berlokasi di Yogyakarta bersama delapan perguruan tinggi yang lain.
Rommy Fibri Hardiyanto, mengungkapkan bahwa budaya sensor mandiri merupakan hal penting untuk mencegah tayangan buruk beredar. “Mayoritas memang tidak dilewatkan sensor. Maka, LSF punya tanggung jawab moral untuk mengajak kita semua melakukan sensor mandiri, yaitu kemampuan masyarakat untuk memilah dan memilih tontonan sesuai klasifikasi usia. Jadi intinya diberikan literasi karena anak-anak kita sekarang itu berbeda dengan zaman kita dulu,” Rommy menjelaskan.
Ruang lingkup kerja sama antara LSF RI dan perguruan tinggi ini akan berupa penguatan regulasi dan kebijakan, advokasi, dan pemantauan, penelitian dan pertukaran informasi, penempatan mahasiswa magang, pengabdian masyarakat, kuliah umum, workshop, dan diskusi ilimiah lainnya.
Seperti dilansir dari laman UMN, dalam penandatangan nota kesepahaman tersebut hadir juga Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta, turut mengatakan bahwa pelaksanaan sensor mandiri ini bukan untuk menghambat dan mengubur daya kritis masyarakat. Sukamta menambahkan penerapan sensor mandiri ini dapat mendorong produk budaya yang bersifat mencerdaskan bangsa.
Sedangkan dari pihak LSF RI memberikan pernyataan bahwa LSF RI mendukung gerakan merdeka belajar yang digaungkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, dan Teknologi melalui kerja sama dengan perguruan tinggi seperti dengan UMN ini.
Hal ini seperti pernyataan dari Ketua Komisi III LSF RI, Naswardi, “Harapan kami, nilai-nilai budaya sensor mandiri bisa kita internalisasikan di dalam Tridharma Perguruan Tinggi, baik itu melalui proses pengajaran, penelitian, maupun pengabdian masyarakat”.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan share pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply