Inilah Gejala Covid-19 Varian Delta dan Panduan Terbaru Pakai Masker Bagi Pelajar Agar Tidak Tertular

Ilustrasi: Siswa memakai masker. (Ist.)
Ilustrasi: Siswa memakai masker. (Ist.)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Penyebaran Covid-19 kembali menunjukkan angka peningkatan. Yang terasa lebih mencekam kali ini karena munculnya varian baru dengan gejala yang cukup berbeda dengan Covid-19 yang sebelumnya.

Varian baru yang muncul karena hasil mutasi adalah B.1.1.7 atau disebut sebagai varian Alpha, B.1.351 yang diberi nama varian Beta, dan B.1.617.2 yang disebut varian Delta, P.1 atau disebut varian Gamma.

BACA JUGA:

Gejala yang muncul dari ketiga varian baru itu sebagian besar memang sama dengan varian yang sebelumnya, tetapi ada sedikit gejala pembeda yang membuat kita harus makin meningkatkan kewaspadaan. Varian Delta dianggap lebih menular daripada varian yang sebelumnya karena mutasi kunci pada protein lonjakan yang memungkinkan virus untuk menembus dan menginfeksi sel sehat.

Varian Delta ini awalnya ditemukan di India dan kini telah menybar ke seluruh dunia serta menjadi strain dominan di beberapa negara termasuk Inggris. Pada Rabu, 16 Juni 2021, WHO menyatakan varian ini telah terdeteksi di lebih dari 80 negara dan terus bermutasi saat menyebar.

Corona varian Delta memiliki gejala utama sakit kepala, sakit tenggorokan, dan pilek serta demam. Meskipun gejala utama Covid-19 adalah demam, batuk terus menerus, dan kehilangan penciuman atau perasa, pada Covid varian baru ini gejala yang lebih parah adalah gejala pilek.

Bagi orang Indonesia, pilek merupakan sakit yang biasa diderita sehingga kerap gejala ini diabaikan oleh sebagian orang. Covid varian Delta ini ditemukan pada penderita yang berusia lebih muda dengan gejala pilek.

Dengan makin menyebarnya varian baru ini, yang juga menyerang generasi yang lebih muda, tindakan pencegahan harus makin ditingkatkan pada kelompok usia yang lebih muda. Untuk itu pada pelajar yang telah memulai percobaan PTM harus mencermati panduan terbaru memakai masker untuk mencegah penularan varian baru ini.

Bila masker kain hanya 51,4% mampu menangkal droplet, dan masker bedah mampu menangkal sebesar 5.1%, maka masker ganda atau double mampu memblokir 85,4% droplet yang mengandung virus.

Sayangnya, pemakaian masker ganda ini tidak dapat sembarangan diaplikasikan. CDC memberikan rekomendasi untuk melapisi masker bedah dengan masker kain. Kombinasi dua masker tersebut mampu memberikan perlindungan lebih baik bagi pemakainya dan orang lain dibandingkan masker kain atau masker bedah saja.

Kombinasi masker ganda yang tidak tepat tidak akan meningkatka efektivitas penularan virus, bahkan membuat sulit bernafas. Kombinasi masker yang tidak sesuai antara lain:

  • Dua masker bedah
  • KN95 dan masker lainnya
  • N95 dan masker lainnya.

Jadi, bila harus menghadiri PTM dengan menggunakan masker kain seragam dari sekolah, cobalah memakai masker bedah di bagian dalam sebagai pelapis. Namun, jangan lupa dicoba dulu di rumah. Inilah indikator masker ganda yang dipakai nyaman dan sesuai:

  • Memastikan masker kain membantu menekan masker bedah. Untuk mengeceknya, letakkan tangandi atas masker dan rasakan udara yang keluar dari tepi masker saat bernafas.
  • Pemakaian masker ganda yang benar seharusnya tidak membuat kesulitan bernafas.
  • Memastikan masker tidak menghalangi penglihatan.
  • Jika dapat menjaga jarak setidaknya 1,8 meter dari orang lain saat di luar rumah, penggunaan masker tidak perlu ganda.

Varian Delta dianggap menular 50% lebih mudah. Oleh karena itu pencegahan harus lebih ketat. Menggunakan masker ganda ini awalnya akan membuat tidak nyaman dan sulit bernafas. Namun, lama-kelamaan pasti akan terbiasa juga. Stay safe, ya!

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan share pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*