JAKARTA, KalderaNews.com – Kita perlu berterima kasih kepada Karl Landsteiner, seorang dokter asal Austria. Dialah yang pertama kali menemukan golongan darah manusia, sehingga transfusi darah menjadi lebih aman.
Ya, penentuan jenis golongan darah amat penting dilakukan, terutama saat transfusi darah, agar darah yang ditransfusikan tidak menimbulkan reaksi perlawanan dari tubuh. Hal ini karena setiap golongan darah memiliki karakteristik yang membuatnya tidak bisa dicampur dengan golongan darah lain.
BACA JUGA:
- Jarang Diketahui, 14 Juni, Hari Donor Darah Sedunia, Inilah Tema dan Sejarahnya
- Alumni Kolese Kanisius Menteng Gelar Donor Plasma Konvalesen Penyintas Covid-19
- Mengenali Hemofilia, Kelainan Bawaan Darah yang Hanya Diderita Kaum Adam
Pemeriksaan golongan darah bisa dilakukan melalui tes darah. Golongan darah dibedakan menjadi empat tipe utama, yaitu A, B, AB, dan O. Golongan darah ini dilakukan berdasarkan jenis antigen yang terdapat dalam darah, yaitu antigen A dan antigen B, serta antibodi yang dihasilkan untuk menghancurkan antigen tersebut.
Secara umum, ada dua teknik yang digunakan untuk mengelompokkan darah, yaitu menggunakan sistem ABO dan rhesus. Nah, berikut pengelompokan golongan darah menggunakan sistem ABO:
Golongan darah A
Orang dengan golongan darah A memiliki antigen A pada sel darah merah. Selain itu, orang dengan golongan darah A menghasilkan antibodi untuk melawan sel darah merah dengan antigen B.
Golongan darah B
Pemilik golongan darah B memiliki antigen A pada sel darah merah. Orang dengan golongan darah ini menghasilkan antibodi A untuk melawan sel darah merah dengan antigen A.
Golongan darah AB
Golongan darah AB, berarti pemiliknya memiliki antigen A dan B pada sel darah merah. Hal ini juga menandakan orang tersebut tidak memiliki antibodi A dan B pada darah.
Golongan darah O
Orang yang memiliki golongan darah O, tidak memiliki antigen A dan B pada sel darah merah. Namun, orang yang memiliki golongan darah O memproduksi antibodi A dan B di dalam darahnya.
So, selain klasifikasi golongan darah ABO, darah juga dapat diklasifikasikan berdasar faktor rhesus yang dimiliki. Faktor rhesus adalah antigen atau protein yang ada di permukaan sel darah merah. Dalam sistem ini, golongan darah terbagi menjadi rhesus positif dan rhesus negatif.
Jika sel darah merah memiliki faktor Rh, golongan darah kamu adalah Rh positif. Sebaliknya, golongan darah kamu dinyatakan Rh negatif bila tidak memiliki faktor Rh.
Nah, terkait dengan donor darah, dulu ada anggapan bahwa pemilik golongan darah O dapat mendonorkan darah kepada golongan darah A, B, AB, dan O. Namun, seiring perkembangan ilmu pengetahuan, hal tersebut tidak lagi dianjurkan, karena golongan darah O tetap memiliki kemungkinan untuk menghasilkan reaksi transfusi darah, meski risiko tersebut tergolong kecil.
Tipe darah golongan O memang masih bisa digunakan sebagai transfusi darah untuk situasi darurat atau saat persediaan golongan darah dengan tipe yang sesuai tidak mencukupi.
Berbeda dengan pemilik golongan darah O yang merupakan pendonor universal, orang dengan golongan darah AB merupakan penerima darah universal. Ini berarti seseorang dengan golongan darah AB bisa mendapatkan donor darah dari golongan darah A, B, AB, atau O.
Hal ini dikarenakan pemilik golongan darah AB tidak memiliki antibodi A maupun B, sehingga tubuhnya tidak akan menghasilkan reaksi kekebalan tubuh ketika mendapatkan darah.
Di sisi lain, seseorang yang memiliki Rh negatif bisa mendonorkan darah kepada orang yang memiliki status Rh negatif dan Rh positif. Namun, pendonor dengan Rh positif hanya bisa mendonorkan darah kepada seseorang dengan status Rh positif.
Nah, itulah beberapa hal terkait golongan darah yang perlu kamu ketahui. Semoga bermanfaat!
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply