![Museum Kebangkitan Nasional. (KalderaNews.com/Ist.) Museum Kebangkitan Nasional. (KalderaNews.com/Ist.)](/wp-content/uploads/2021/05/Museum-Kebangkitan-Nasional.-KalderaNews.com-Ist.-600x381.jpg)
JAKARTA, KalderaNews.com – Apakah kamu pernah melewati Jalan Dr. Abdul Rahman Saleh di kawasan Senen, Jakarta Pusat? Jika kamu melalui jalan itu, pasti akan berjumpa dengan sebuah bangunan tua. Itulah Museum Kebangkitan Nasional.
Bangunan peninggalan kolonial Belanda itu pernah digunakan sebagai tempat pendidikan kedokteran, Stovia (School Tot Oplending Van Inlandsche Artsen), atau sekolah kedokteran bumi putera.
BACA JUGA:
- Yuk Simak, Inilah Logo dan Tema Hari Kebangkitan Nasional ke-113
- Tahukah Kamu, 17 Mei Hari Buku Nasional, Begini Sejarahnya
- Hari Buku Nasional, Begini Sejarah Perjalanan Perpustakaan Nasional
Tempat pendidikan kedokteran di Indonesia ini, ada kaitannya dengan pemberantasan berbagai penyakit menular, seperti tipes, kolera, disentri dan lain-lain yang tersebar di daerah Banyumas pada 1847.
Wabah itu tidak dapat diberantas oleh tenaga medis pemerintahan Hindia Belanda yang jumlahnya terbatas, sehingga ada usul dari Kepala Jawatan Kesehatan waktu itu Dr. W. Bosch untuk mendidik beberapa anak pribumi menjadi pembantu dokter Belanda.
Januari 1851, berdirilah Sekolah Dokter Djawa di Rumah Sakit Militer Weltevreden dengan masa pendidikan 2 tahun. Pendidikan diikuti oleh 12 orang yang semuanya berasal dari Pulau Jawa. Bahasa pengantar menggunakan bahasa Melayu.
Leave a Reply