Persekolahan Strada Menuju Perayaan Seabad, Pelayanan Pendidikan Bagian dari Iman

Gedung Sekolah Strada
Salah satu gedung Sekolah Strada (KalderaNews/Ist)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Perkumpulan Strada menggelar ibadah syukur secara Katolik untuk memperingati hari ulang tahun ke-97, awal pekan ini. Ibadah digelar secara online dipimpin Ketua Pengurus Perkumpulan Strada Pastor Josephus Ageng Marwata SJ dan Direktur Perkumpulan Strada Pastor Odemus Bei Witono SJ.

Perkumpulan Strada, milik Keuskupan Agung Jakarta mengelola puluhan sekolah Katolik dari jenjang TK hingga SMA/SMK. Tema HUT Perkumpulan Strada 2021 adalah “Perkumpulan Strada Wujud Nyata Inspirasi Iman”.

BACA JUGA::

Pastor Odemus Bei mengatakan bahwa momen ulang tahun menjadi penting untuk menuju ke satu abad Perkumpulan Strada. Ia pun mengajak seluruh guru, tenaga kependidikan, dan siswa-siswi untuk semakin meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah-sekolah dalam naungan Perkumpulan Strada.

“Menuju 100 tahun, hendaklah sungguh-sungguh bisa mengantar kita untuk mengucapkan syukur kepada Tuhan,” kata Pastor Odemus Bei.

Sementara, Pastor Ageng Marwata mengatakan bahwa pelayanan pendidikan Perkumpulan Strada bukan sekadar pemenuhan undang-undang. “Layanan pendidikan itu mengajak peserta didik masuk lebih dalam, untuk menemukan sumber keselamatan sejati. Inilah iman,” katanya.

Maka Perkumpulan Strada, kata Pastor Ageng Marwata, harus terus mengupayakan layanan pendidikan menjadi lebih bermutu, menjadi yang terbaik. “Karena pelayanan pendidikan adalah bagian dari iman kita,” tegasnya.

“Maka, Perkumpulan Strada adalah misi dan tempat kita melayani Tuhan melalui sesama. Dirgahayu, Perkumpulan Strada,” ujar Pastor Ageng Marwata.

Sejarah Perkumpulan Strada

Pada 1901, Pemerintah Hindia Belanda menerapkan Politik Etis, yang salah satu tujuan untuk memajukan pendidikan. Gereja Katolik pada masa itu ikut berperan dalam menerapkannya.

Maka, Pastor Y. Hubbe SJ mengajak dua rekan, Pastor A. Van Hoof SJ dan Pastor J. Van Rijckevorsel SJ untuk mendirikan lembaga pendidikan. Di kemudian hari, mereka dikenal sebagai “Tiga Serangkai Pendiri Strada”.

Mereka bertiga sepakat mendirikan Strada Vereeniging atau Perkumpulan Strada, pada 24 Mei 1924. Upaya yuridis-administratif pun mereka lakukan dan ajukan kepada pemerintah Hindia Belanda. Pemerintah pun menyetujui berdirinya Strada Vereeniging di Batavia (sekarang Jakarta).

Arti Strada

Nama Strada sebenarnya bermula dari nun jauh di Roma, Italia. Kala itu, Santo Ignatius Loyola bersama teman-temannya sering mengunjungi kapel atau gereja kecil yang terkenal karena lukisan Santa Maria yang menggendong Putra-Nya. Rakyat Roma menyebut lukisan itu Maria della Strada, yang berarti “Maria penuntun jalan”.

Santo Ignatius Loyola sangat menyayangi lukisan itu. Pada 1542, kapel itu diberikan kepada Serikat Yesus oleh Paus Paulus III sebagai Gereja Jesuit yang pertama. Nama “Maria della Strada” atau “Maria penuntun jalan” pun dijadikan sebagai pelindung karya pendidikan yang dikelola para padri Jesuit.

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*