JAKARTA, KalderaNews.com – Hari Raya Waisak merupakan hari suci bagi umat Buddha. Perayaan Waisak mengenang tiga peristiwa suci yang dialami Sang Buddha, Siddhartha Gautama selama masa hidupnya.
Tiga peristiwa yang dikenal sebagai Trisuci Waisak itu adalah hari lahirnya Siddhartha Gautama, peristiwa Siddhartha Gautama menjadi Buddha, dan wafatnya Siddhartha Gautama di usia 80 tahun.
BACA JUGA:
- Inilah 15 Inspirasi Ucapan Hari Raya Waisak yang Menyentuh Hati dan Penuh Makna
- Panduan Perayaan Hari Raya Waisak 2021 dari Kemenag
- Simak, Berikut 15 Ucapan Selamat Waisak Berbahasa Indonesia dan Inggris
Di Indonesia, umat Buddha di setiap daerah memiliki tradisi dalam merayakan Waisak. Inkulturasi budaya setempat menjadikan tradisi yang dilakukan semakin unik dan meriah.
So, berikut beberapa perayaan Waisak yang dikenal memiliki tradisi paling meriah:
Kirab Agung Amisa Puja di Yogyakarta
Umat Buddha di Desa Gunung Kelir, Girimulyo, Kulon Progo, DI Yogyakarta menyambut detik-detik Waisak degan Kirab Agung Amisa Puja. Pawai bernuansa budaya Jawa ini mengarak replika Sang Buddha sembari membawa bermacam hasil bumi untuk persembahan di Vihara Giriloka.
Yang menarik, para peserta pawai ini melantunkan doa dalam bahasa Jawa serta berbusana Jawa. Setelah melakukan kirab, umat Buddha melakukan puja bakti atau sembahyang dan pembacaan paritta suci Waisak hingga menjelang Waisak. Puncak perayaan Waisak ditutup dengan darma sakti pada Hari Waisak.
Trisuci Waisak di Magelang
Setiap tahun, Trisuci Waisak di Candi Borobudur selalu ramai didatangi umat Buddha dari pelosok tanah air. Hal ini karena perayaan Hari Waisak di Indonesia dipusatkan di Candi Borobudur.
Pada puncak Waisak, ribuan umat Buddha mengikuti kirab dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur sejauh tiga kilometer. Kirab itu membawa berbagai perlengkapan puja bakti Waisak, seperti replika Sang Buddha, air berkah, api dharma, dan kitab suci Tripitaka.
Ribuan umat Buddha mengelilingi Candi Borobudur dengan langkah pelan sembari membaca doa. Di akhir acara, ribuan lampion diterbangkan sebagai makna kebahagiaan serta harapan agar doa umat Buddha segera terwujud.
Festival Candi Muaro di Jambi
Perayaan Waisak di Jambi selalu diadakan di kompleks Candi Muaro Jambi. Ratusan umat Buddha memadati area sekitar candi untuk melaksanakan berbagai ritual Waisak. Ritual akan dimulai dengan mengitari kompleks candi, sembahyang, serta semadi yang dipimpin oleh biksu.
Setelah ritual usai, rangkaian perayaan Waisak akan diakhiri dengan pelepasan lampion pada dini hari.
Tradisi Waisak di Candi Muaro merupakan perayaan terbesar kedua setelah Candi Borobudur. Menariknya, perayaan Waisak di sini selalu digabungkan dengan Festival Candi Muaro Jambi, di mana berbagai pertunjukan kesenian, festival band, hingga bazar kuliner bisa dinikmati para pengunjung.
Pawai Waisak di Pekanbaru
Ribuan umat Buddha di Pekanbaru akan memadati sejumlah jalan protokol untuk memeriahkan pawai Waisak. Pawai yang biasa digelar sore hari ini diikuti peserta dari berbagai lembaga keagamaan Buddha, lembaga pendidikan, ormas Tionghoa, hingga sekolah.
Pawai Waisak ini bertujuan untuk menghormati dan mengenang ajaran Sang Buddha.
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply