Wali Kota Surabaya Tidak Ingin Ada Polemik, Ketika Sekolah Tatap Muka Mulai Dibuka

Tes Swab peserta didik di SMPN 1 Surabaya
Tes Swab peserta didik di SMPN 1 Surabaya (KalderaNews/Disdik Surabaya)
Sharing for Empowerment

SURABAYA, KalderaNews.com – Tidak ingin ada polemik ketika sekolah tatap muka ini mulai dibuka, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali menegaskan tetap memfasilitasi para orang tua yang tidak berkenan anaknya mengikuti sekolah tatap muka.

“Kalau ada orang tua yang masih ragu anaknya sekolah tatap muka kita tetap memfasilitasi. Siapa nyaman dengan tatap muka, kita fasilitasi maupun yang nyaman dengan daring, tetap kita sediakan,” kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

Wali Kota Eri pun menegaskan ada sejumlah pertimbangan sebelum sekolah tatap muka dibuka. Pertama terkait penyesuaian jam belajar sekolah. Ia ingin agar jam belajar di kelas nantinya dapat selesai sebelum pukul 12.00 WIB.

BACA JUGA:

“Kedua, protokol kesehatan pakai masker juga harus dipastikan. Ketiga, nanti tidak ada waktu jam istirahat, atau keluar ke kantin. Sehingga anak-anak makanannya juga bawa dari rumah,” pesan dia.

Sebelum PTM dibuka, Wali Kota Eri juga kembali mengingatkan kepada seluruh Kepala Sekolah agar betul-betul memastikan anak yang hadir di sekolah membawa form persetujuan dari orang tua. Sedangkan untuk kapasitas murid di kelas, diatur 25 persen apabila wilayah sekolah dalam kategori zona oranye.

“Terkait zona, misal oranye maka kita buka 25 persen. Kalau zona kuning atau hijau mungkin bisa dinaikkan (jumlah siswa),” ungkap dia.

Di lain hal, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini juga kembali menyampaikan kepada para kepala sekolah agar memastikan setiap guru yang mengajar PTM telah mengikuti dua kali vaksin. Apabila belum, para guru dan karyawan di sekolah tersebut dapat didata dan disampaikan ke Dispendik Surabaya.

“Karena itu saya berharap kepada panjenengan (Anda) semua, saya berharap semua guru sudah vaksin yang kedua. Tak hanya guru, baik itu petugas TU, petugas kebersihan sudah vaksin kedua. Karena ini untuk mencegah penularan Covid-19. Saya yakin penjenengan pasti bisa menjalankan ini dengan protokol kesehatan yang ketat,” tutur dia.

Meski demikian, Wali Kota Eri juga kembali mendorong para guru di Surabaya agar dapat mengikuti sertifikasi. Harapannya, kualitas pendidikan di Surabaya, baik sekolah negeri maupun swasta sama. Makanya, ia berpesan kepada para Kepala Sekolah agar mendata setiap guru yang belum mengikuti sertifikasi.

“Yang bisa mengikuti peningkatan sertifikasi mohon agar didata. Sehingga semua anak didik kita akan merasa nyaman. Dan, tidak ada lagi perbedaan antara sekolah negeri dan swasta,” katanya.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*