JAKARTA, KalderaNews.com – Gerhana bulan total yang terjadi pada tanggal 26 Mei disebut sebagai Super Blood Moon. Ada juga yang menyebutnya Supermonn Flower Moon. Pada akhir April 2021 lalu, terdapat juga fenomena gerhana bulan yang disebut sebagai Pink Supermoon. Gerhana bulan kerap dianggap datang berbarengan dengan air laut pasang. Sebenarnya ada hubungan apa di antara kedua fenomena tersebut.
Tahun 2021 ini terhitung cukup istimewa, karena terjadi empat kali gerhana bulan pada tahun ini. yang pertama terjadi pada 27-29 April 2021. Selanjutnya terjadi pada 26 Mei dan yang terakhir akan terjadi pada 19 Desember 2021. Gerhana bulan yang terjadi pada Desember disebut mikromoon.
BACA JUGA:
- Tuntunan Salat Gerhana Bulan 26 Mei dari Kemenag, Simak Yuk
- Puncak Gerhana Bulan Total Hari Ini Pukul 18.18.43 WIB, Jangan Lewatkan atau Tonton di Sini
- Jangan Lewatkan Fase-fase Gerhana Bulan Total atau Super Blood Moon pada Rabu, 26 Mei 2021 Ini
Gerhana bulan disebut-sebut dapat menciptakan banjir air pasang yang tidak biasa. Lautan akan mendapat dampak dari adanya gaya tarik ekstra dari fenomena alam supermoon ini. Supermoon menciptakan pasang surut air laut yang tidak biasa atau disebut sebagai fenomena pasang pegas.
Para ahli memberi nama fenomena ini dengan istilah pasang surut perigean. Masyarakat yang tinggal di sepanjang garis pantai samudera dapat mengamaati langsung fenomena yang terjadi satu hingga dua hari tersebut. Bila dibarengi dengan cuaca yang ekstrem pada saat pesisir mengalami air laut pasang maka kemungkinan terjadi banjir sangat besar.
Sebagian orang juga menyebut banjir rob untuk fenomena air laut pasang ini. Potensi banjir pesisir (rob) atau air laut pasang akibat gerhana bulan ini dapat terjadi berbeda waktu baik hari maupun jamnya sesuai dengan wilayah. Secara umum, terjadinya banjir rob ini dapat mengganggu aktivitas keseharian masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir seperti kegiatan bongkar muat pelabuhan, tambak garam, dan perikanan darat.
Hal ini juga menjadi hal yang diperingatkan BMKG di laman resminya Rabu (26/05) ini. BMKG memprediksi air laut pasang yang dapat melanda beberapa daerah di Indonesia seperti: Sumatera Utara, Banten, Jakarta, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Maluku, dan Papua. BMKG juga memperingatkan bahwa potensi banjir rob ini dapat terjadi sejak gerhana bulan hingga 31 Mei 2021.
Hubungan antara air pasang laut dengan gerhana bulan dapat dijelaskan berdasarkan adanya efek gravitasi di satu sisi objek, seperti bumi dibandingkan lainnya. Saat terjadi gerhana, lautan di sisi bumi yang menghadao ke bulan tertarik oleh gravitasi bulan yang lebih kuat daripada pusat planet ini.
Sementara itu, di sisi lain bumi, gelombang pasang lain terjadi karena pusat planet ditarik ke arah bulan dengan kekuatan yang lebih besar dari sisi lautan terjauh. Pada dasarnya, fenomena ini membuat planet ditarik menjauhi dari lautan, dan permukaan laut tertarik menjauhi bumi. Pasang surut atau gelombang pasang lautan di bumi terjadi dua kali setiap hari saat bumi berputar pada porosnya atau berotasi setiap 24 jam.
Saat bulan purnama, yakni ketika bulan, bumi, dan matahari berada pada posisi tertentu di sepanjang garis di ruang angkasa, hal ini membuat terjadi gravitasi matahari memperkuat gravitasi bulan. Demikian juga saat fenomena super blood moon terjadi. Yaitu bulan purnama sejajar dengan perigee atau ketika orbit bulan berada di titik terdekat dengan bumi.
Ada yang menyebut fenomena air laut pasang ini sebagai gelombang pasang musim semi perigean. Misteri hubungan air laut pasang dengan gerhana bulan akhirnya terjawab. Bila kamu tinggal di area pesisir garis laut, tetap waspada, ya.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan share pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply