Air Laut Pasang dan Gerhana Bulan, Ada Hubungan Apa di Antara Keduanya

Cahaya bulan pada Selasa sore, 25 Mei 2021 menjelang Hari Raya Waisak di langit Jakarta. Gerhana Bulan Total atau Super Blood Moon akan terjadi saat Hari Raya Waisak pada Rabu, 26 Mei 2021
Cahaya bulan pada Selasa sore, 25 Mei 2021 menjelang Hari Raya Waisak di langit Jakarta. Gerhana Bulan Total atau Super Blood Moon akan terjadi saat Hari Raya Waisak pada Rabu, 26 Mei 2021 (KalderaNews/JS de Britto)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Gerhana bulan total yang terjadi pada tanggal 26 Mei disebut sebagai Super Blood Moon. Ada juga yang menyebutnya Supermonn Flower Moon. Pada akhir April 2021 lalu, terdapat juga fenomena gerhana bulan yang disebut sebagai Pink Supermoon. Gerhana bulan kerap dianggap datang berbarengan dengan air laut pasang. Sebenarnya ada hubungan apa di antara kedua fenomena tersebut.

Tahun 2021 ini terhitung cukup istimewa, karena terjadi empat kali gerhana bulan pada tahun ini. yang pertama terjadi pada 27-29 April 2021. Selanjutnya terjadi pada 26 Mei dan yang terakhir akan terjadi pada 19 Desember 2021. Gerhana bulan yang terjadi pada Desember disebut mikromoon.

BACA JUGA:

Gerhana bulan disebut-sebut dapat menciptakan banjir air pasang yang tidak biasa. Lautan akan mendapat dampak dari adanya gaya tarik ekstra dari fenomena alam supermoon ini. Supermoon menciptakan pasang surut air laut yang tidak biasa atau disebut sebagai fenomena pasang pegas.

Para ahli memberi nama fenomena ini dengan istilah pasang surut perigean. Masyarakat yang tinggal di sepanjang garis pantai samudera dapat mengamaati langsung fenomena yang terjadi satu hingga dua hari tersebut. Bila dibarengi dengan cuaca yang ekstrem pada saat pesisir mengalami air laut pasang maka kemungkinan terjadi banjir sangat besar.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*