Hari Buku Nasional, Inilah Perkembangan Buku Dari Masa ke Masa

Sharing for Empowerment

Di Indonesia sendiri. Tidak seluruh rakyat Indonesia dapat menikmati buku. Pada zaman penjajahan Belanda, buku juga dikuasai Belanda. Pemerintah Hindia Belanda pada masa itu sangat mengatur peredaran buku agar rakyat tidak mendapat provokasi oleh informasi yang dapat mengancam pemerintah.

Pada masa pemerintahaan Hindia Belanda, mereka menerbitkan buku bacaan rakyat sesuai dengan peraturan pemerintah Hindia Belanda sehingga para penulis juga tidak leluasa dalam menuliskan ide dan karyanya seperti sekarang. Pemerintah Hindia Belanda melakukan sensor terhadap semua karya tulis.

Untuk pengaturan peredaran buku dan bacaan yang dianggap sesuai untuk rakyat, Pemerintah Hindia Belanda membentuk Komisi Bacaan Rakyat pada 14 September 1908. Dalam perkembangannya Komisi Bacaan Rakyat berubah menjadi Balai Poestaka pada tanggal 22 September 1917.

Novel yang berjudul ‘Thjit Liap Seng’ atau yang lebih sering dikenal dengan nama Bintang Toedjoeh dikarang oleh Lie Kim Hok pada tahun 1886 dianggap sebagai karya sastra pertama berbahasa Indonesia. Bintang Toedjoeh menceritakan tentang keadaan negeri China pada zaman kerajaan Taj Tjheng Tiauw. Novel ini memiliki tebal 500 halaman.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*