Keindahan dan Pesona Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di Semarang pada Siang dan Malam Hari

Sharing for Empowerment

Berawal dari Masjid Besar Kauman Semarang

Keberadaan bangunan masjid ini tak lepas dari Masjid Besar Kauman Semarang. Pembangunan MAJT berawal dari kembalinya tanah banda (harta) wakaf milik Masjid Besar Kauman Semarang yang telah sekian lama tak tentu rimbanya.

Raibnya banda wakaf Masjid Besar Kauman Semarang berawal dari proses tukar guling tanah wakaf Masjid Kauman seluas 119.127 ha yang dikelola oleh BKM (Badan Kesejahteraan Masjid) bentukan Bidang Urusan Agama Depag Jawa Tengah.

Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di Semarang ini dirancang dalam gaya arsitektural campuran Jawa, Islam dan Romawi. Bangunan utama masjid beratap limas khas bangunan Jawa, namun di bagian ujungnya dilengkapi dengan kubah besar berdiameter 20 meter, ditambah lagi dengan 4 menara masing masing setinggi 62 meter di tiap penjuru
Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di Semarang ini dirancang dalam gaya arsitektural campuran Jawa, Islam dan Romawi. Bangunan utama masjid beratap limas khas bangunan Jawa, namun di bagian ujungnya dilengkapi dengan kubah besar berdiameter 20 meter, ditambah lagi dengan 4 menara masing masing setinggi 62 meter di tiap penjuru atapnya (KalderaNews/JS de Britto)
Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di Semarang ini dirancang dalam gaya arsitektural campuran Jawa, Islam dan Romawi. Bangunan utama masjid beratap limas khas bangunan Jawa, namun di bagian ujungnya dilengkapi dengan kubah besar berdiameter 20 meter, ditambah lagi dengan 4 menara masing masing setinggi 62 meter di tiap penjuru
MALAM HARI: Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di Semarang ini dirancang dalam gaya arsitektural campuran Jawa, Islam dan Romawi. Bangunan utama masjid beratap limas khas bangunan Jawa, namun di bagian ujungnya dilengkapi dengan kubah besar berdiameter 20 meter, ditambah lagi dengan 4 menara masing masing setinggi 62 meter di tiap penjuru (KalderaNews/JS de Britto)
Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di Semarang ini dirancang dalam gaya arsitektural campuran Jawa, Islam dan Romawi. Bangunan utama masjid beratap limas khas bangunan Jawa, namun di bagian ujungnya dilengkapi dengan kubah besar berdiameter 20 meter, ditambah lagi dengan 4 menara masing masing setinggi 62 meter di tiap penjuru
Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di Semarang ini dirancang dalam gaya arsitektural campuran Jawa, Islam dan Romawi. Bangunan utama masjid beratap limas khas bangunan Jawa, namun di bagian ujungnya dilengkapi dengan kubah besar berdiameter 20 meter, ditambah lagi dengan 4 menara masing masing setinggi 62 meter di tiap penjuru atapnya (KalderaNews/JS de Britto)
Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di Semarang ini dirancang dalam gaya arsitektural campuran Jawa, Islam dan Romawi. Bangunan utama masjid beratap limas khas bangunan Jawa, namun di bagian ujungnya dilengkapi dengan kubah besar berdiameter 20 meter, ditambah lagi dengan 4 menara masing masing setinggi 62 meter di tiap penjuru
MALAM HARI: Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di Semarang ini dirancang dalam gaya arsitektural campuran Jawa, Islam dan Romawi. Bangunan utama masjid beratap limas khas bangunan Jawa, namun di bagian ujungnya dilengkapi dengan kubah besar berdiameter 20 meter, ditambah lagi dengan 4 menara masing masing setinggi 62 meter di tiap penjuru (KalderaNews/JS de Britto)

Dengan alasan tanah itu tidak produktif, oleh BKM tanah itu di tukar guling dengan tanah seluas 250 ha di Demak lewat PT. Sambirejo. Kemudian berpindah tangan ke PT. Tensindo milik Tjipto Siswoyo.

Hasil perjuangan banyak pihak untuk mengembalikan banda wakaf Masjid Besar Kauman Semarang itu ahirnya berbuah manis setelah melalui perjuangan panjang. MAJT sendiri dibangun di atas salah satu petak tanah banda wakaf Masjid Besar Kauman Semarang yang telah kembali tersebut.

Obyek Wisata Religius

Masjid ini dibangun mulai pada Jumat, 6 September 2002 yang ditandai dengan pemasangan tiang pancang perdana yang dilakukan Menteri Agama RI, Prof. Dr. H. Said Agil Husen al-Munawar, KH. MA Sahal Mahfudz dan Gubernur Jawa Tengah, H. Mardiyanto.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*