JAKARTA, KalderaNews.com – Hemofilia merupakan kelainan darah yang diturunkan. Kelainan ini diturunkan dari ibu kepada anak laki-lakinya. Dalam kasus ini, perempuan yang sebagai pembawa gen atau karier. Penderita hemofilia adalah laki-laki.
Gejala hemofilia yang utama adalah darah sulit membeku, sehingga darah terus mengalir dan tidak dapat berhenti seketika. Gejela lain yang mudah dikenali adalah tiba-tiba muncul memar besar pada permukaan kulit. Memar tersebut dapat disertai nyeri. Selain itu didapati pembengkakan pada sendi. Kadang didapati gejala adanya darah pada urin atau feses/tinja.
BACA JUGA:
- Fakta Menarik Penyebab Hipospadia, Kelainan Genital yang Sedang Tren
- Hari Hemofilia Sedunia 17 April, Begini Sejarahnya dan Tema Tahun Ini
- Hari Kesehatan Sedunia 7 April, Inilah 6 Profesi Kesehatan Penting Selain Dokter
Secara fisik penderita hemofilia ini tidak terlihat mengalami sebuah kelainan. Penderita hemofilia dapat diidentifikasi secara jelas bila sedang mengalami memar atau lebam pada bagian tubuhnya. Bila sejak masa kelahiran telah terjadi perdarahan yang sukar membeku, kemungkinan kelainan ini akan mudah dideteksi.
Jenis hemofilia yang harus dikenali ada tiga, yakni jenis A, B, dan C. bila hemofilia A terjadi akibat kekurangan faktor pembekuan VIII, maka hemofilia B merupakan jenis hemofilia yang terjadi karena kekurangan faktor pembekuan IX. Sedangkan hemofilia tipe C merupakan jenis hemofilia yang terjadi akibat kekurangan faktor pembekuan XI. Ketiga jenis hemofilia ini tidak mempunyai tampilan penyakit yang jelas sehingga sulit dibedakan.
Meskipun menjadi salah satu penyakit genetik tertua yang pernah dicatat, hemofilia belum juga ditemukan pengobatan pastinya selain memberikan terapi setelah terjadi perdarahan pada penderita. Alternatif yang dapat dilakukan selain memberikan faktor pembekuan VIII, dapat juga diberikan transfusi darah segar atau plasma.
Bila tiba-tiba terjadi perdarahan pada penderita hemofilia ini, sebagai orang yang berada di pihak terdekat, berikut ini empat langkah yang dapat dilakukan:
- Bila terjadi perdarahan sendi, bagian yang mengalami perdarahan harus diistirahatkan. Sendi yang terluka harus didiamkan dan tidak dipakai untuk bergerak.
- Kompres dingin dengan menggunakan kantong es dapat dilakukan pada bagian tubuh yang terluka secara terbuka. Minimal selama lima menit, kantong es tersebut harus diletakkan di bagian yang terluka. Lalu berikan jeda lepas kompres selama sepuluh menit sebelum kembali mengulangi mengompres salama lima menit.
- Tekan bagian yang luka agar perdarahan terhenti.
- Meninggikan bagian tubuh yang terluka lebih dari jantung merupakan cara untuk menghentikan perdarahan. Cara ini efektif untuk mengurangi laju perdarahan yang terjadi.
Secara genetik, kelainan satu ini tidak dapat dicegah, namun mengurangi agar tidak terjadi perdarahan pada penderita penyakit bawaan ini dapat dilakukan dengan menghindarkan penderita dengan olahraga atau kegiatan yang berisiko menyebabkan cedera atau luka. Selain itu, penderita hemofilia juga tidak disarankan terlalu sering mengunjungi dokter gigi dengan kekhawatiran terjadi perdarahan.
Pencegahan lain yang dapat dilakukan adalah adalah penderita hemofilia tidak diperbolehkan mengonsumsi sembarang obat tanpa sepengetahuan dan saran dokter.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply