JAKARTA, KalderaNews.com – Kegiatan riset dan pengelolaan warisan budaya Candi Borobudur secara digital masih terbatas, sehingga diperlukan kajian atau pelatihan yang lebih mendalam dalam hal pemanfaatan teknologi digital untuk memperluas interpretasi kajian warisan budaya, pengembangan konsep penelitian, dan model pengelolaan warisan budaya.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian Kewilayahan telah bekerjasama dengan Art Research Center, Universitas Ritsumeikan Kyoto, dan Balai Konservasi Borobudur (BKB) mengembangkan kajian pengembangan humaniora digital.
Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan LIPI, Tri Nuke Pudjiastuti, menyatakan perekaman dan pendataan digital Candi Borobudur adalah salah satu aspek kunci dalam pendekatan digital humanities (humaniora digital).
BACA JUGA:
- Para Pelancong Kolombia Kepincut Bali, Borobudur, Labuan Bajo, Danau Toba, Likupang dan Mandalika
- 18 Maret Hari Arsitektur Nasional, Inilah Sekelumit Sejarahnya di Indonesia
- Inilah Rute Lengkap Jalan Tol Yogyakarta-Bawen Sepanjang 75,82 Km, Selesai Kuartal Ketiga 2023
“Hal ini merupakan cara baru pemanfaatan teknologi digital untuk konseptualisasi permasalahan, target, dan inovasi yang terkait dengan riset dan pengelolaan warisan budaya,” papar Nuke.
Leave a Reply