![Hujan Meteor Lyrids Hujan Meteor Lyrids](/wp-content/uploads/2020/04/Hujan-Meteor-Lyrids-600x381.jpg)
JAKARTA, KalderaNews.com – Peneliti Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Dr. Rhorom Priyatikanto, M.Si dalam kelas mitigasi bencana baru-baru ini menjelaskan benda keantariksaan yang berpotensi untuk jatuh ke dalam atmosfer bumi dapat diklasifikasikan kedalam 2 kategori umum, yakni buatan dan alami.
Berdasarkan ukurannya, benda antariksa alami dapat diidentifikasi sebagai asteroid/komet (besar), bolide/fireball (menengah) dan meteor (kecil).
Sedangkan untuk benda antariksa yang berpotensi jatuh ke dalam atmosfer bumi yang bersifat buatan, dapat diidentifikasi sebagai sampah antariksa, diantaranya adalah bekas roket, satelit, atau serpihannya yang dapat membahayakan satelit aktif atau jatuh ke permukaan Bumi.
BACA JUGA:
- Paling Lambat 2040 Indonesia Sudah Miliki Wahana Antariksa di Papua
- Ilmu Astronomi, Jurusan Langka dengan 5 Prospek Kerja Menjanjikan
- Patung Kosmonot Uni Soviet Berdiri Tegak di Taman Mataram Jakarta, Sampai Sebegitunya, Siapakah Yuri Gagarin itu?
Rhorom melanjutkan, bahwa sesuai dengan Annual Space Environment Report 2019 yang diterbitkan oleh European Space Agency (ESA), 5.560 roket diluncurkan, 9.600 satelit ditempatkan di orbitnya, diperkirakan 5.500 benda antariksa masih berada di orbitnya, namun hanya sekitar 2.300 yang masih berfungsi, dan total objek yang dipantau sebanyak 22.300, dengan massa total mencapai 8.800 ton.
Leave a Reply