Mengenal Usmar Ismail, Tokoh Perfilman Indonesia yang Dijadikan Tema Hari Film Nasional 2021

Ilustrasi: Usmar Ismail, Bapak Film Nasional. (KalderaNews.com/Ist.)
Ilustrasi: Usmar Ismail, Bapak Film Nasional. (KalderaNews.com/Ist.)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – 30 Maret diperingati sebagai Hari Film Nasional. Tahun ini tema peringatan Hari Film Nasional ke-71 adalah 100 Tahun Usmar Ismail. Meskipun masih dalam suasana pandemi, peringatan Hari Film Nasional tetap dilakukan secara daring, luring, dan tetap menjalankan protokol kesehatan.

Perayaan Hari Film Nasional 2021 rencananya akan diselenggarakan di  beberapa kota seperti Jakarta, Bukittinggi, Makasar, Aceh, Tapanuli, Bengkulu, dan kota lain.

BACA JUGA:

Peringatan Hari Film Nasional tahun ini menggunakan tagar #100tahunUsmarIsmail. Usmar Ismail mungkin tidak terlalu banyak dikenal namanya di masyarakat, kecuali oleh insan perfilman. Sebenarnya siapakah Usmar Ismail ini?

Usmar Ismail adalah seorang sutradara, produser film, penulis, sastrawan, wartawan berdarah Minangkabau yang lahir di Bukittinggi, 20 Maret 1921, dan meninggal di usia yang relatif muda yaitu 49 tahun karena stroke. Usmar Ismail ini dikenal sebagai pelopor drama modern di Indonesia dan mendapat gelar Bapak Film Indonesia. Usmar Ismail meninggal di Jakarta pada 2 Januari 1971.

Dimakamkan di TPU Karet Bivak, Usmar Ismail merupakan lulusan sinematografi dari Universitar California, Amerika Serikat pada tahun 1952.  Tercatat tidak kurang dari 25 film yang telah menjadi karyanya sejak tahun 1949 hingga 1970. Anak Perawan di Sarang Penjamun (1962) merupakan salah satu karyanya yang masih kerap kita dengar gaungnya.

Usmar Ismail telah menunjukkan bakatnya di bidang sastra sejak duduk di bangku SMP. Berkawan dengan Rosihan Anwar, ia ingin tampil dalam acara perayaan hari ulang tahun Putri Mahkota, Ratu Wilhelmina, di Pelabuhan Muara, Padang. Meskipun rencana Usmar tidak dapat direalisasikan karena kelelahan, Rosihan Anwar mencatat bahwa dia berbakat menjadi sutradara dengan daya khayal yang tinggi untuk memberikan tontonan yang mengesankan dan menarik.

Tidak hanya dalam dunia perfilman, anak Datuk Tumenggung Ismail seorang guru Sekolah Kedokteran di Padang ini juga aktif di dunia jurnalistik di Jakarta. Dia mendirikan surat kabar yang diberi nama Rakyat bersama kawannya Sjamsuddin Sutan Makmur dan Rinto Alwi. Usmar Ismail juga pernah menjabat seagai ketua Persatuan Wartawan Indonesia pada periode 1946-1947.

Pada saat menjalankan profesi sebagai wartawan itulah, Usmar juga pernah dimasukkan penjara Belanda karena dituduh terlibat dalam kegiatan yang melawan Belanda saat meliput prundingan Belanda dan Republik Indonesia di Jakarta.

Usmar Ismail juga dikenal sebagai pendiri Perusahaan Film Nasional Indonesia bersama Djamaluddin Malik dan beberapa pengusaha film lainnya. Usmar menjadi ketua sejak tahun 1954 hingga 1965. Tahun 1969 Usmar menerima Anugerah Seni dari Pemerintah RI dan namanya diabadikan menjadi pusat perfilman Jakarta, yaitu Pusat Perfilman H. Usmar Ismail.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*