![Ilustrasi: Hari Raya Nyepi. (KalderaNews.com/repro:y.prayogo) Ilustrasi: Hari Raya Nyepi. (KalderaNews.com/repro:y.prayogo)](/wp-content/uploads/2021/03/Ilustrasi-Hari-Raya-Nyepi.-KalderaNews.com-repro-y.prayogo-1-600x381.jpg)
JAKARTA, KalderaNews.com – Umat Hindu merayakan hari raya Nyepi yang disebut juga perayaan Tahun Baru Saka. Apakah ada kalender Saka? Dan bagaimana sejarahnya?
Kalender Saka merupakan kalender yang berasal dari India, yang merupakan sebuah penanggalan syamsiyah qomariyah (candra surya) atau kalender lunisolar.
Penggunaan kalender Saka tak hanya digunakan masyarakat Hindu India saja, namun juga digunakan masyarakat Indonesia, terutama di Bali dan beberapa daerah di Jawa, seperti di Tengger atau sekitar Gunung Bromo.
BACA JUGA:
- Inilah 20 Ucapan Selamat Hari Raya Nyepi yang Menyentuh Hati
- 25 Ucapan Selamat Hari Raya Nyepi Inspiratif dalam Bahasa Bali Dilengkapi Terjemahannya
- Umat Hindu Akan Merayakan Nyepi, Begini Rangkaian Upacaranya
Kalender Saka dibagi menjadi 12 bulan, yaitu:
- Srawasanamasa: bulan Juli-Agustus
- Bhadrawadamasa: bulan Agustus-September
- Asujimasa: bulan September-Oktober
- Kartikamasa: bulan Oktober-November
- Margasiramasa: bulan November-Desember
- Posyamasa: bulan Desember-Januari
- Maghamasa: bulan Januari-Februari
- Phalgunamasa: bulan Februari-Maret
- Cetramasa: bulan Maret-April
- Wesakhamasa: bulan April-Mei
- Jyesthamasa: bulan Mei-Juni
- Asadhamasa: bulan Juni-Juli
Sejarah kalender Saka di Pulau Jawa terjadi pada abad ke-4 Masehi, di mana agama Hindu berkembang pesat kala itu. Sistem penanggalan ini dibawa seorang pendeta bangsa yang bergelar Aji Saka dari Kshatrapa, Gujarat, India yang mendarat di Rembang, Jawa Tengah, pada 456 Masehi.
Kalender Saka menjadi kalender resmi di masa Kerajaan Majapahit. Kalender ini digunakan di Jawa hingga abad ke-17. Kalender Saka dihapus dari Jawa oleh Sultan Agung Ngabdurahman Sayidin Panotogomo Molana Matarami (1613-1645), lalu diganti dengan kalender Jawa yang mengikuti kalender Hijriyah.
Leave a Reply