Jangkau Daerah Blank Spot, PJJ di Jabar Pakai Provider Khusus Hingga Radio Amatir

Siswa di SD Santo Yosef Lahat
SUSAH SINYAL: Hal serupa dialami peserta didik di SD Santo Yosef Lahat (KalderaNews/Dok. Yayasan Tarakanita)
Sharing for Empowerment

BANDUNG, KalderaNews.com – Sekretaris Dinas Pendidikan (Sekdisdik) Provinsi Jawa Barat (Jabar), Wahyu Mijaya menegaskan seluruh sekolah di Jabar sejauh ini masih tetap melakukan pembelajaran jarak jauh (daring), sehingga tetap dibutuhkan kuota internet untuk melakukan pembelajaran daring.

Ia menjelaskan pola pembelajaran di daerah yang terjangkau internet tetap melakukan pembelajaran daring, sedangkan untuk daerah blank spot (tak terjangkau internet) bekerja sama dengan salah satu provider.

BACA JUGA:

“Kami juga bekerja sama dengan radio amatir (ORARI) dan membuat program guru kunjung,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) UPTD Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Tikomdik) Disdik Jabar, Hendra Kusuma Sumantri memaparkan hasil survei terkait hambatan yang kerap dialami peserta didik selama belajar daring, yaitu sulit memahami materi, bosan, dan kurang konsentrasi.

“Untuk mengantisipasi hal tersebut, kami menyimpulkan bahwa peserta didik menyukai pembelajaran yang kontekstual, tugas tidak membebani, dan pembelajaran terjadwal (kemampuan belajar per hari 1 sampai 4 jam),” ungkap Hendra.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*